BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Pemprov Jabar terus mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Sebab, ada sekitar 21.000 kasus DBD yang dilaporkan, dengan jumlah terbanyak ada di Kota Bandung dan Kota Depok.
Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan dalam menangani DBD pihaknya mengutamakan tiga langkah terpadu, yakni pemahaman pada masyarakat (sosialisasi), pemberian bantuan obat-obatan, serta pengawasan.
"Untuk mengantisipasi berbagai penyakit, termasuk di dalamnya ada DBD, memberikan pemahaman dahulu kepada masyarakat. Setelah memberikan pemahaman, kemudian memberikan bantuan obat dan pengawasan," katanya.
Uu menuturkan, ketiga langkah tersebut penting karena saling mendukung satu sama lainnya. Menurutnya, pemberian bantuan obat-obatan tidak dapat efektif tanpa adanya sosialisasi atau pemahaman terlebih dahulu. Pun demikian dengan pemahaman dan obat-obatan tak dapat berjalan optimal tanpa adanya pengawasan.
"Kalau hanya diberikan obat tanpa diberikan pemahaman, kadang-kadang tidak akan bisa efektif. Kemudian kalau hanya diberikan pemahaman tanpa ada obat dan pengawasan, siapa tau obatnya tidak dimakan," tuturnya.
"Jadi tiga langkah dalam mengantisipasi DBD, termasuk dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat oleh Pemprov Jabar, mudah-mudahan berhasil dan sukses. Jabar masyarakatnya sehat semua," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil meminta seluruh elemen masyarakat, khususnya kader PKK, kembali digerakan.
"Dasawisma itu adalah paling dekat dengan keluarga, ada 10 keluarga yang akan didampingi oleh Tim PKK Dasawisma ini," ucap Atalia.
Selain itu, Atalia juga ingin menggalakkan kembali program Juru Pemantau Jentik (Jumantik), mulai dari lingkungan rumah masyarakat dan juga lingkungan sekolah-sekolah dasar.
"Penting sekali kader Jumantik digeliatkan kembali, bahkan SD-SD akan dimulai lagi gerakan jumantiknya, sehingga akan mampu untuk membantu wilayah sekitar minimal di lingkungan sekolah terhindar dari masalah DBD ini," ucapnya.
Uu Ruzhanul Ulum dan atalia Praratya mengatakan hal itu saat menghadiri acara peringatan Hari Nyamuk Sedunia yang jatuh pada 20 Agustus yang mengusung tema “Wujudkan Jabar Bebas Demam Berdarah” yang di gagas Enesis Group melalu brand Soffell dan Force Magic.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Enesis Indonesia, Ryan Tirta Yudhistira mengungkapkan, kegiatan edukasi pencegahan DBD ini merupakan kerjasama pemerintah dan stakeholder terkait.
Kata dia, sejak peringatan Asean Dengue Day hingga kini dalam peringatan Hari Nyamuk Sedunia, tidak hanya edukasi di sekolah, tapi di Pasar, Rumah Sakit dan MTI serta ibu-ibu PKK di Cirebon, Malang, Yogyakarta dan Bandung.
"Nantinya akan mulai di luar pulau Jawa yaitu di Bali, harapannya edukasi ini terus mengingatkan masyarakat untuk melakukan pencegahan DBD dengan 3M Plus," jelasnya.
Senior Brand Manager Soffell dan Force Magic, Louis Sumantadiredja menjelaskan, bahwa pencegahan dengue bisa dilakukan melalui 3M Plus, plusnya itu bisa menggunakan obat anti nyamuk.
“Seperti mengoles/menyemprot Soffell agar terhindar dari gigitan nyamuk sebagai perlindungan diri, Soffell lotion dan spray anti nyamuk tahan 8 Jam, saat ini ada varian baru Soffell Alamia penolak nyamuk dari daun alami, tidak lengket dan terasa sejuk dikulit juga bisa untuk anak-anak. Untuk proteksi dari nyamuk di ruangan, bisa menggunakan aerosol Force Magic dengan Formula 0,30 AE dan teknologi Synergist membunuh nyamuk hingga ke saraf nyamuk sehingga nyamuk mati tidak bangun lagi” ujar Louis.
Enesis Group turut memberikan bantuan untuk dukungan protokol kesehatan selama pandemi serta bantuan pencegahan demam berdarah, berupa Antis dan Soffell. (*)
Editor : Abdul Basir