get app
inews
Aa Text
Read Next : 2.131 dapur MBG di Jabar beroperasi, Pemprov Antisipasi Kenaikan Harga Telur dan Ayam

Jawa Barat Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

Sabtu, 19 November 2022 | 11:16 WIB
header img
Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jabar, Hadi Rahma. (Foto:Abdul Basir).

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Pemprov Jabar terus mengantisipasi bencana hidrometeorologi di 27 Kota/Kabupaten.

Bencana hidrometeorologi merupakan bencana alam yang diakibatkan oleh adanya aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembaban.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan pemprov Jabar menerjunkan personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat.

Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jabar Hadi Rahmat mengatakan dalam mengantisipasi bencana pihaknya telah menyiagakan sekitar 56 personil yang tergabung ke dalam tim Pusdalops.

Namun dari jumlah personil tersebut, hadi menjelaskan bahwa tim Pusdalops yang berbeda di Provinsi sifatnya hanya sebagai pendamping kabupaten kota.

"Kita untuk provinsi (BPBD Jabar) menyiapkan tim Pusdalops sejumlah 56 personil. Namun untuk kekuatan di lapangan sendiri sebenarnya kita itu hanya mendampingi Pusdalops yang ada di kabupaten kota," katanya usai melaksanakan Apel gabungan kesiagaan bencana Hidrometeorologi, di Gedung Sate, Kota Bandung, (18/11/2022).

Untuk tim Pusdalops yang berada di daerah, Hadi mengaku bahwa masing-masing BPBD kabupaten kota memiliki minimal sekitar 30 personil.

"Jadi kabupaten kota ini juga mempunyai personil. Karena SPM (Standar Pelayanan Minimal), kebencanaannya itu ada di kabupaten kota. Dan pergerakan pasukannya juga pada saat ada bencana itu dimulai dari personil di kabupaten kota," ujarnya.

Selain hal tersebut, Hadi mengungkapkan apel kesiagaan bencana hidrometeorologi yang dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dilakukan mengingat saat ini, seluruh wilayah Jabar tengah dilanda cuaca ekstrem.

"Adapun dasar pemikiran kita mengadakan apel siaga ini karena seperti diketahui sejak bulan September (2022), BMKG telah merilis bahwa dari September sampai puncaknya di bulan Januari dan Februari (2023) itu telah memasuki musim hujan," ungkapnya.

Sehingga dengan adanya prediksi BMKG, Hadi mengatakan bahwa sampai saat ini, sudah terjadi peningkatan terkait dengan  intensitas kebencanaan di seluruh wilayah Jabar.

" Jadi sistem klaster ini terlihat dari barisan yang tadi kami coba munculkan dan ini meliputi beberapa elemen seperti klaster logistik, kesehatan, dan evakuasi dan penyelamatan Jadi itu harus kita tonjolkan dalam bentuk sebuah kolaborasi multi pihak," tandasnya. (*)

Editor : Abdul Basir

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut