BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Kepala Badan Pendapatan Daerah Jawa Barat (Bapenda Jabar), Dedi Taufik mengajak seluruh pegawai hingga Samsat galang dana untuk membantu korban gempa di Kabupaten Cianjur.
Menurut Dedi, hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Semua pegawai, khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Bapenda Jabar bisa menyisihkan sebagian rezeki untuk disumbangkan.
“Tentu kami merasa prihatin dengan peristiwa yang terjadi di Cianjur. Dari informasi yang kami dapat, banyak warga yang kehilangan nyawa, ada yang luka dan butuh perawatan, tak sedikit rumah banyak yang hancur,” ucap Dedi, Senin (21/11/2022).
“Maka dari itu, saya mengajak secara sukarela semua pegawai di Bapenda, sampai di Samsat untuk menyisihkan rejeki. Kami akan kumpulkan dari malam ini sampai beberapa hari ke depan. Nanti akan disalurkan ke posko utama di Kabupaten Cianjur, teknisnya nanti seperti itu,” tambahnya.
Dedi mengatakan, bantuan yang digalang akan dikhusukan dalam bentuk uang. Setelah terkumpul, akan diputuskan penyerahan bantuannya dalam bentuk uang atau sudah dalam bentuk barang maupun kebutuhan pokok.
“Pegawai yang bekerja di Bapenda pengumpulannya bisa langsung. Bagi yang di Samsat, nanti kepala Samsat yang mengumpulkan dan nanti dikoordinasikan disini agar satu pintu ketika penyerahannya,” ungkapnya.
“Nanti bentuk bantuan yang diserahkan akan disesuaikan dengan kebutuhan di lokasi bencana. Kami juga akan terus memantau perkembangannya. Mudah-mudahan semua korban bisa kuat melewati cobaan ini,” sambungnya.
Diketahui, korban gempa di Kabupaten Cianjur terus bertambah. Data sementara yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil terdapat 162 orang yang meninggal dunia.
Gempa yang terjadi pada Senin (21/11) siang itu berpusat dengan kedalaman 10 Km di sekitar Kecamatan Cugenang. Wilayah itu pula yang paling terdampak dari sisi kerusakan.
“Tercatat di call center dari BPBD, ada 162 yang meninggal dunia, 326 luka luka, mayoritas patah tulang dan berhubungan dengan luka karena tertimpa atau kena benda tajam,” kata Ridwan Kamil.
“Mayoritas yang meninggal dunia adalah anak anak. kita sangat prihatin. juga karena peristiwa terjadi saat anak-anak sedang berada di madrasah, sekolah umum, melanjutkan pelajaran di madrasah, sehingga banyak terjadi di beberapa pesantren,” tambahnya.
Data lain yang tercatat sejauh ini adalah kerusakan rumah yang masuk kategori berat sebanyak kurang lebih ada 2.345 unit. Lalu, terdapat 13.784 pengungsi. Mereka akan dievakuasi di 14 titik pengungsian. Fasilitas penunjang seperti listrik dan air pun masih belum berfungsi maksimal.
Editor : Rizal Fadillah