BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Mantan Gubernur Jawa Barat dua periode Ahmad Heryawan menyatakan siap disandingkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan yang telah diusung sebagai calon presiden (capres) oleh Partai NasDem.
Nama Ahmad Heryawan sendiri sudah diusulkan oleh PKS dalam koalisi yang digagas dengan Partai Demokrat dan Partai NasDem. Tentunya, keputusan koalisi dan penugasan dari partai menjadi syarat bagi dirinya untuk mendampingi Anies Baswedan.
"Kalau partai menugaskan atau memilih kemudian koalisi menyetujui, Insya Allah siap," kata Aher begitu sapaannya saat ditemui di Kota Bandung, Selasa (13/12).
Aher menyebut, komunikasi dengan Anies terus dilakukan. Begitupun dengan partai yang sudah membentuk tim kecil yang terdiri dari elit-elit partai koalisi yaitu PKS, NasDem dan Demokrat.
"Kalau komunikasi jalan terus baik komunikasi pribadi melalui pesan singkat segala macam biasa. Kemudian, komunikasi antar partai memang ada timnya ya. Nasdem, PKS, dan Demokrat itu ada timnya. Tim terus bekerja," jelasnya.
Saat ditanya soal chemistry dengan Anies, pihaknya menyebut jika chemistry akan mudah dibangun karena sama-sama mantan kepala daerah, akan tetapi keputusan dan kesepakatan partai koalisi menjadi hal penting tentang siapa yang akan menjadi capres dan cawapresnya.
"Chemistry kan gampang dibangun, bisa dibangun. Yang penting sebelum itu harus ada kesepakatan yang terpilih atau tidak antar partai di koalisi," jelasnya.
Koalisi Partai Masih Dinamis
Politisi PKS itu juga menyoroti soal masih dinamisnya partai politik untuk mengusung capres dan cawapresnya. Meski saat ini, sudah ada tiga poros yang mewacanakan untuk berkoalisi di Pilpres 2024 mendatang.
"Memang belum ada satu koalisi yang klop ya, mungkin yang paling klop hanya KIB. Tapi itu partainya tapi Capresnya juga belum. Yang sama ada koalisi Gerindra dan PKB, tapi Capresnya juga belum" jelasnya.
Namun, pihaknya juga mengapresiasi partai politik yang sudah membuat poros koalisi. Aher menginginkan, kontestasi Pilpres tidak hanya diikuti oleh dua pasangan calon.
"Tapi yang jelas di lapangan peta politiknya sudah bagus, mengelompok, satu sisi ada KIB, satu sisi ada Gerindra PKB, ada PDIP yang satu-satunya partai yang cukup sendiri. Dan ada poros Nasdem, PKS, dan Demokrat. Jadi itu bagus secara demokrasi karena kita ingin ke depan itu paslon lebih dari dua pasangan. Kalau tidak empat ya tiga pasangan," tegasnya.
Pasalnya lanjut Aher, jika Pilpres 2024 kembali diikuti oleh dua pasangan calon, bukan tidak mungkin akan ada polarisasi di tengah masyarakat, seperti pada Pilpres 2019 yang lalu. Dirinya menginginkan demokrasi ini berkembang lebih bagus, pilihan masyarakat juga banyak, dan kemudian yang lebih penting adalah nusa dan bangsa tidak ada keterbelahan.
"Oleh karena itu, ke depan Pilpres 2024 tidak saja demokratis tapi saat yang sama juga menyembuhkan nuansa keterbelahan sekarang ada, itu kan ke depan harus diselesaikan," tegasnya.
"Karena proses demokrasi tidak memecah belah bangsa tapi setelah ada sedikit hangat di masa pesta demokrasi tentu sebagai bangsaya menyatu kembali," pungkasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya