Hudha menuturkan, jika memang ia dan sang istri tak pernah melihat background dari para karyawannya. Utamanya hanya dua, yang penting jujur dan mau bekerja keras.
"Teman-teman yang membantu kita ini dulunya rada badung. Kebanyakan anak jalanan, tidak sekolah, anak band yang badung. Ketika kita menerima mereka di sini, syaratnya memang cuma dua: mau kerja dan jujur," ungkapnya.
"Kalau sengaja di konsep seperti ini sih tidak. Mungkin memang belum banyak tempat yang bisa menerima anak-anak seperti ini, sehingga mereka kesulitan untuk bekerja. Kami salah satunya yang bisa menerima mereka apa adanya," tambahnya.
Namun, ada salah satu kendala yang sampai saat ini dialami para pengunjung, yakni parkiran. Terutama bagi pengemudi mobil.
"Akhirnya kami berpikir, apa solusi dari permasalahan ini. Buat teman-teman yang datang ke Imah Babaturan dan parkir di Baltos, silakan perlihatkan tiket parkirnya ke kasir. Nanti dapat minuman gratis dari kita," katanya.
Editor : Rizal Fadillah