BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Mengulas sejarah berdirinya Kabupaten Bandung memang cukup menarik. Sebab salah satu daerah di Jawa Barat ini bisa berdiri karena ada campur tangan dari Kerajaan Mataram.
Kabupaten Bandung secara geografis saat ini mempunyai 31 kecamatan, 10 kelurahan dan 270 desa. Kini Kabupaten Bandung masuk dalam kawasan Bandung Raya bersama Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang.
Cikal bakal lahirnya Kabupaten Bandung berawal dari Piagam Sultan Agung Mataram. Piagam tersebut keluar pada tanggal 20 April 1641 Masehi.
Maka mulai saat itu 20 April diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Bandung. Daerah ini pada saat itu dipimpin oleh seorang bupati yang bernama Tumenggung Wiraangunangun. Masa jabatannya mulai dari 1641 hingga 1681 masehi.
Seiring berjalannya waktu, Kabupaten Bandung disatukan dengan Timbanganten pada masa pemerintahan Anggadiredja III (1763-1747). Pada 1786, Batulayang juga dimasukkan ke dalam pemerintah Kabupaten Bandung.
Lalu pada masa Pemerintahan Adipati Wiranatakusumah II (1794-1829), ibu kota Kabupaten Bandung dipindah dari Krapyak (Dayeuh Kolot) ke pinggir sungai Cikapundung, yang saat ini menjadi alun-alun Kota Bandung.
Pasalnya pemindahan tersebut dilakukan lantaran daerah pinggir sungai Cikapundung bisa lebih memberikam prospek yang lebih maju untuk perkembangan wilayah Bandung ke depannya. Adapun yang menginisiasi pemindahan itu yaitu Gubernur Jendral Hindia Belanda Daendels, 25 Mei 1810.
Kabupaten Bandung mulai berkembang pada masa pemerintahan Bupati Wiranatakusumah IV (1846-1874). Sebagai sosok yang progresif, dia meletakkan dasar master plan Kabupaten Bandung atau yang terkenal dengan sebutan Negorij Bandoeng.
Wiranatakusumah IV mendapatkan sebutan Dalem Bintang atas sejumlah prestasi yang didapatkan. Di antaranya pembangunan pendapa kabupaten dan masjid agung pada 1850 dan pemrakarsa pembangunan sekolah raja serta mendirikan Opleding School Voor Indische Ambtenaaren.
Pada 17 Mei 1884, tepatnya pada pemerintahan R. Adipati Kusumahdilaga, kereta api mulai masuk Bandung. Kawasan Bandung pun semakin menggeliat dan ramai. Bandung tidak hanya dihuni oleh pribumi melainkan juga dari bangsa Eropa.
Hingga pada akhirnya pada masa pemerintahan RAA Martanegara, tepatnya pada 21 Februari 1960, ibu kota Kabupaten Bandung beralih statusnya menjadi Kotamadya atau memiliki pemerintahan sendiri.
Pada masa kepimipinan Kolonel R.H. Lily Sumantri, terdapat rencana pemindahan ibu kota Kabupaten Bandung ke wilayah hukum Kabupaten Hukum, yakni berada di daerah Baleendah.
Akan tetapi rencana itu tidak berhasil karena Baleendah tidak memungkinkan dijadikan ibu kota karena kondisi fisik dan geografis. Selanjutnya pada pemerintahan Kolonel HD Cherman Affendi, ibu kota Kabupaten Bandung dipindah ke Kecamatan Soreang. Kini Soreang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Bandung.
Editor : Zhafran Pramoedya