CIAMIS, iNewsBandungRaya.id - Masyarakat Kabupaten Ciamis memiliki kebiasaan unik dalam menyambut bulan Ramadhan. Tradisi tersebut bernama Ngikis.
Tradisi Ngikis ini kerap dilakukan oleh masyarakat Desa Karangkamulyan, Kabupaten Ciamis menjelang bulan Ramadhan.
Menurut situs warisanbudaya.kemendikbud.go.id, tradisi Ngikis memiliki filosofis yang cukup mendalam yakni membersihkan diri dari sifat kotor sebelum melaksanakan ibadah puasa.
Biasanya, dalam tradisi yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1.800-an tersebut, masyarakat Desa Karangkamulyan bakal membersihkan, menyapu, memagar situs batu pangcalikan, berdoa, hingga menyantap hidangan yang telah disiapkan bersama-sama.
Kegiatan tradisi Ngikis ini utamanya adalah mengganti pagar di situs Pangcalikan, salah satu tempat wisata Ciung Wanara, Ciamis.
Ngikis sendiri berasal dari bahasa Sunda yakni 'Kikis' atau berarti Pager Awi Anu Kerep (pagar bambu yang rapat).
Secara harfiah, Ngikis memiliki arti memagar. Dalam tradisi Ngikis, memagar dianggap seperti memagar hati, sebagai simbol menyucikan diri, menjaga diri dari perbuatan tercela.
Kegiatan ini bermakna agar saat melaksanakan ibadah puasa seseorang dalam kondisi bersih.
Proses penggantian pagar tradisi Ngikis ini dilakukan di situs Pangcalikan, tepatnya di area Prabu Galuh Ratu Pusaka atau Adimulya Sanghyang Cipta Permanadikusuma. Diketahui, sosok itu merupakan Raja Galuh.
Setelah acara mengganti pagar yang dilaksanakan oleh unsur budayawan hingga pemerintah selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama.
Uniknya, mereka menyantap hasil bumi yang dibawa menggunakan dongdang (tempat membawa makanan atau hantaran saat hajatan) berukuran cukup besar.
Bayangkan saja, tingginya bisa mencapai 4 meter. Isi dongdang sendiri bermacam-macam, termasuk buah hingga sayur. Masyarakat setempat diperbolehkan untuk memperebutkan makanan pada dongdang.
Editor : Rizal Fadillah