get app
inews
Aa Text
Read Next : KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada ke 30 Kecamatan di Kota Bandung

Harga Daging Ayam dan Cabai di Bandung Masih Tinggi, Ini Penyebabnya

Senin, 03 Juli 2023 | 18:30 WIB
header img
Harga Daging Ayam dan Cabai di Bandung Masih Tinggi. (Foto: bandung.go.id)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Harga daging ayam dan cabai di Kota Bandung masih tergolong tinggi dalam seminggu terakhir.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Bandung, Elly Wasliah mengatakan, harga daging ayam di pasar tradisional mencapai Rp40.000 sampai Rp42.000 per kilogram.

"Sedangkan harga cabai rawit Rp40.000-Rp50.000/kg. Lalu harga cabai tanjung Rp80.000-Rp100.000/kg di pasar tradisional," ucap Elly, Senin (3/7/2023).

Namun, lain halnya dengan harga daging ayam di toko ritel. Elly mengatakan, harga di toko ritel jauh lebih murah dibandingkan pasar tradisional.

"Kemarin hari Minggu saya memantau ke salah satu toko ritel. Harga daging ayam dibanderol Rp29.900. Itu beratnya 0,8 kg atau 0,9 kg. Kalau per kilogramnya jatuh di harga Rp33.000," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Bandung, Meiwan Kartiwa menjelaskan, salah satu faktor kenaikan daging ayam karena harga pakan yang naik, permintaan yang meningkat.

"Termasuk untuk cabai pun permintaannya meningkat. Cabai merah tanjung dipakai untuk masak. Sering dipakai untuk masak besar, apalagi di hari Iduladha," jelasnya.

Ia juga mengungkapkan, alasan perbedaan harga daging ayam antara pasar tradisional dengan toko ritel. Menurutnya, di pasar tradisional rata-rata menjual daging ayam per kilogram. Sementara di toko ritel tidak per kilogram. 

"Biasanya kurang dari 1 kg, seperti 0,8 kg atau 0,9 kg beratnya," ujarnya.

Faktor lainnya, toko ritel mendapatkan ayam yang sudah dipotong dari distributor langsung dan tinggal dijual. Sedangkan di pasar tradisional alurnya lebih panjang.

"Pertama mereka dapat dari peternak, kemudian dari distributor. Di pasar ada bandar lagi, dari bandar baru ke pengecer.
Dari distributor ke bandar pasti ambil untung lagi. Makanya bisa terjadi perbedaan," paparnya.

Lain halnya dengan cabai. Ia menjelaskan, cabai yang dijual di toko ritel lebih mahal karena kualitasnya sudah dipilih yang bersih dan dikemas dengan baik. Berbeda dengan cabai yang ada di pasar tradisional.

Untuk mengembalikan kestabilan harga daging ayam dan cabai, kata Meiwan, sampai saat ini pihaknya masih terus memantau harga dan ketersediaan. 

"Ketersediaannya dulu yang kita pastikan aman sambil kita memantau pergerakan harganya. Kita juga terus berkoordinasi dengan pihak distributor ayam dan cabai, serta daerah penghasil. Kenaikan daging ayam dan cabai bukan hanya di Kota Bandung, tapi rata hampir di semua daerah," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut