BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Warga Gedebage tampak sudah pada titik jenuh dengan kemacetan yang ada di Kawasan Masjid Al Jabbar. Bahkan ketika ada ambulans yang gawat darurat sekalipun susah untuk melintas.
Hal itu terungkap saat perwakilan warga Masjid Al Jabbar Bandung audiensi dengan DPRD Kota Bandung di Ruang Rapat Paripurna, Kamis (13/7/2023).
Warga yang hadir saat itu diwakili unsur LPM, LKK, Forum RW dan Forum Warga Kawasan Al Jabbar. Warga mengeluhkan serangkaian dampak yang timbul usai dibukanya wisata Masjid Al Jabbar.
Iwan Setiawan, Ketua RW 8 di Kelurahan Cimincrang, Kecamatan Gedebage yang juga warga perumahan Griya Cempaka Arum menceritakan bagaimana sulitnya berkegiatan di sekitar perumahan.
Menurut Iwan, untuk keluar rumah saja sangat sulit karena kemacetan dan padatnya PKL. Meskipun Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sudah memberikan tempat bagi para PKL, dia menilai mereka lebih nyaman berdagang di pinggir jalan.
"Bahkan ada yang sakit ambulans pun susah untuk bersegera melintas. Hari biasa pun kemacetan itu ada. Berangkat sekolah dan bekerja pun terganggu. Kasihan anak-anak sekolah,” kata Iwan.
Ketua Karang Taruna Cimincrang, Cacu Suherman mengungkapkan, warga menyambut baik kehadiran dari Masjid Al Jabbar. Pasalnya banyak warga yang bisa menawarkan jasa serta produknya di sekitar masjid dan bdapat terbantu secara ekonomi dengan adanya Al Jabbar.
Maka dari itu, pihaknya memohon kepada DPRD Kota Bandung untuk membantu nasib warga yang selama ini telah rela menerima aktifitas pembangunan di sekitar rumah tinggal mereka.
“Kami mohon kepada Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, keberadaan kami saat ini sangat gelisah. Mulai dari awal pembangunan, dengan kebisingan, debu, kami bertahan, karena kami sangat mendukung pembangunan masjid ini. Setelah jadi, kami sangat gelisah dengan keputusan-keputusan pemerintah yang tidak banyak melibatkan warga sekitar,” ujar Cacu.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Edwin Senjaya berterima kasih atas kehadiran warga Cimincrang untuk beraudiensi. Edwin menilai harus ada langkah yang ditindaklanjuti dari pertemuan tersebut. Pertama mengkoordinasikan kepada pihak Pemprov.
“Persoalan ini yakni pengelolaan parkir yang belum mengakomodir warga. Ekses dari keberadaan masjid terkait kemacetan, sentra ekonominya. Bagaimana kita memastikan dari apa yang saya tangkap warga mengharapkan saat ini ada dua lokasi berjualan yang mudah-mudahan bisa dipermanenkan," kata Edwin.
"Usulan tambahan lain juga terkait sarana jalan layang rel kereta dan sebagainya. Insyaallah kami akan melanjutkan ini kepada Pemprov,” imbuh Edwin.
Editor : Zhafran Pramoedya