get app
inews
Aa Text
Read Next : Bagi Miras Saat Event Lari, Komunitas Free Runners Didenda Pemkot Bandung

Stunting di Bandung Turun, Tapi Masih Jauh dari Target Pemerintah Pusat

Selasa, 01 Agustus 2023 | 11:21 WIB
header img
Stunting. Foto ilustrasi: unsplash

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengklaim, telah berhasil menurunkan angka stunting hingga 7 persen.

Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, awalnya angka stunting di Kota Bandung sebesar 26 persen kini turun menjadi 19 persen.

"Walaupun itu masih jauh dari target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat yakni 14 persen," ucap Ema dalam kegiatan Rembug Stunting, Senin (31/7/2023).

Ema mengatakan, penanganan stunting menjadi fokus dalam rencana pembangunan daerah (RPD) pada Perwal nomor 14 tahun 2023 tentang RPD.

"Perwal ini berkenaan dengan masalah tujuan, indikator sasaran, target, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing SDM. Di dalamnya mengakomodasi Pemkot Bandung fokus menangani permasalahan stunting," ungkapnya.

Ema optimis, dengan merujuk pada kinerja yang sudah dilaksanakan Pemkot Bandung di tahun 2022, target 14 persen bisa diraih.

"Selama seluruh stakeholder bisa terintegrasi, kontribusi untuk menurunkan angka stunting. Dari level kepemimpinan kota, kecamatan, sampai kelurahan bisa bersatu padu dengan kader yang ada di wilayah," katanya.

Ia memaparkan, dari hasil analisis situasi yang ada di Kota Bandung, tak hanya Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) yang berperan dalam menurunkan angka stunting.

Menurutnya, dinas lain seperti Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Pendidikan (Disdik) juga memiliki peran yang tak kalah penting.

"Perlakuan terhadap remaja baru 73,71 persen, terutama penerima layanan status anemia. Lalu, para bayi yang dapat ASI eksklusif, ibunya harus bisa benar-benar sehat, sehingga ASI itu memiliki kandungan yang optimal sehingga bayi bisa tumbuh dengan ideal,” jelasnya.

Selain itu, masyarakat sekitar pun harus ikut berperan untuk membantu keluarga berisiko stunting. Kepedulian dari masyarakat yang berkemampuan memberikan dukungan makanan tambahan kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Faktor lainnya, keluarga berisiko yang berada di kawasan kumuh masih butuh banyak perbaikan, air bersih, ventilasi, jarak antar rumah, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," imbuhnya.

"Masalah mindset masyarakat juga perlu kita ubah secara perlahan. Sebab layak berhunian ini bisa jadi kontribusi hambatan besar untuk kita membebaskan stunting di Kota Bandung," tambahnya.

Oleh karena itu, Ema mengimbau, agar sosialisasi aplikasi e-penting harus dimasifkan kembali ke masyarakat. Agar data balita di Kota Bandung pada tiap wilayah bisa dilihat secara real time.

"E-penting adalah pintu awal. Terus kita lakukan update sehingga bisa terlihat progresnya. Dari sana kita bisa cek mana anak yang harus difokuskan untuk penanganan stunting mana yang sudah bagus. Ini bekerja real time," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut