get app
inews
Aa Read Next : Pantau Kesehatan Ibu Hamil, Pemkab Sumedang Terima Bantuan 1.000 Smart Watch

Menara Kujang Sapasang, Bupati Dony: Monumen untuk Menghargai Tradisi dan Budaya Sunda

Senin, 07 Agustus 2023 | 09:09 WIB
header img
Menara Kujang Sapasang. (Foto: sumedangkab.go.id)

SUMEDANG, iNewsBandungRaya.id - Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir menyatakan, Bendungan Jatigede merupakan proyek strategis nasional yang membuat warga Jatigede lebih banyak berkorban. Mereka harus meninggalkan kampung dan direlokasi.

"Membangun kawasan Bendungan Jatigede adalah utang moral pemerintah," ucap Dony, Minggu (6/8/2023).

Menurut Dony, manfaat Bendungan Jatigede lebih banyak dinikmati warga di wilayah sekitar, bahkan negara secara umum.

“Pemprov Jawa Barat dan Pemkab Sumedang hadir untuk meningkatkan ekonomi bagi warga sekitar Bendungan Jatigede,” ungkapnya.

Dony menilai, dengan membangun industri pariwisata di kawasan Bendungan Jatigede bisa mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar.

“Agar penerima manfaat terbesar dalam kemajuan itu nantinya adalah warga sekitar bendungan dan Sumedang. Sebab, merekalah yang banyak berkorban ketika infrastruktur itu dibangun,” katanya.

Di kawasan Bendung Jatigede, Pemkab Sumedang dan Pemprov Jabar juga membangun Menara Kujang Sapasang yang diyakini akan menjadi ikon wisata baru di Jabar.

Dony menjelaskan, dipilihnya Kujang karena merupakan senjata tradisional khas Jawa Barat yang mencerminkan suku Sunda.

"Di masa lalu, Kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda karena fungsinya sebagai peralatan pertanian. Dengan perkembangan kemajuan, teknologi, budaya, sosial dan ekonomi masyarakat Sunda," jelasnya.

Kujang pun mengalami perkembangan dan pergeseran bentuk, fungsi dan makna. Dari sebuah peralatan pertanian, Kujang berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakter tersendiri dan cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sacral.

Kujang merupakan senjata estetis yang dibentuk dengan ukiran unik dan indah, Kujang bisa disebut sebagai bentuk karya seni.

“Makna filosofis Kujang terkait erat dengan filosofi kehidupan masyarakat Sunda. Yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan,  kejujuran, dan keterbukaan,” terangnya.

Dony mengatakan, Kujang juga dianggap sebagai lambang kebenaran, keadilan, dan keberanian.

"Kita dapat memetik makna ini dengan memupuk sikap keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. Selalu dapat memecahkan masalah yang ada dan mengatasi rintangan yang dihadapi," imbuhnya.

“Menghargai tradisi dan budaya Kujang sudah menjadi salah satu simbol budaya Jawa Barat. Menara Kujang Sapasang, monumen untuk menghargai tradisi dan budaya di sekitar kita. Dengan cara ini, kita dapat menjaga kelestarian budaya dan warisan nenek moyang kita,” tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Berita iNews Bandungraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut