Lebih lanjut Barnas mengatakan, ada 120 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Mereka terdiri atas organ lembaganya yaitu keagamaan dari kemenag kabupaten/kota, pimpinan pondok pesantren, Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) dan forum lain yang sangat erat dengan pesantren.
"Kita melihat ternyata apa yang dipikirkan oleh orang bahwa pondok pesantren tren itu terbelakang sekarang sudah menunjukkan tren terbalik. Sekarang banyak pondok pesantren yang menjadi tujuan pendidikan bagi orang-orang yang the have juga," beber Barnas.
Program literasi digital bagi pengelola pesantren dan lembaga keagamaan lain dilakukan dalam beberapa tahap. Tahun ini, dilakukan di lima wilayah dengan masing-masing 120 peserta.
"Ini wilayah Bandung Raya, besok Ciayumajakuning, dan seterusnya. Nanti setelah ini kita coba tahun depan. Kita akan melakukan kajian dengan perguruan tinggi, setelah ini bagusnya gimana," ucap Barnas.
Barnas menambahkan, saat ini workshop tersebut masih bersifat umum. Namun ke depan, lanjutnya, akan dilakukan lebih detail lagi. Misalnya penjelasan mengenai informasi digital itu seperti apa.
Editor : Zhafran Pramoedya