"Sampai hari ini di Cimahi belum ada yang terduga, tapi tentu harus waspada apa sih yang dilakukan adalah sosialisasi, edukasi.
Jadi ini kan kami sampai tadi masih zoom dengan Kemenkes terkait hal ini, artinya Puskesmas sebagai garda terdepat tentunya harus siap," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular pada Dinkes Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini mengimbau jika ada masyarakat yang merasakan gejalanya seperti sakit kepala, demam akut lebih dari 38 derajat celcius, pembesaran kelenjar getah bening (imfadenopati), nyeri otot (myaliga), sakit punggung, kelemahan tubuh hingga lesi cacar (benjolan berisi air atau nanah pada tubuh) agar segera membawanya ke fasilitas kesehatan (faskes).
"Kalau ada yang merasakan gejala langsung bawa ke fasilitas kesehatan. Nanti akan ditangani petugas kesehatan," ujar Dwi.
Dwi menerangkan, cacar monyet sendiri merupakan penyakit yang diakibatkan virus yang ditularkan melalui binatang atau zoonosis. Seperti dari hewan monyet, tikus, gambia dan tupai. Penularannya dilakukan dengan cara kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Kemudian bisa juga jika mengkonsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi. Selain itu, cacar monyet juga bisa menular dari manusia yang memang sudah terkonfirmasi positif.
"Seperti penularan plasenta dari ibu hamil ke janin. Dan paling bahaya itu penularannya dari bekas yang keringnya itu," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah