Sunatan massal yang digelar di Kabupaten Bandung dan KBB, ujar Kang Ace, menggunakan metode modern dan mutakhir, yaitu, smart klamp 3. Sekarang khitanan tidak lagi seperti dulu. "Waktu saya masih kecil, pa Agus, khitanan teh metodenya itu, leres-leres metode jadul (jaman dulu) ya. Dipotong (dikhitan) bukan oleh dokter. Kalau di saya dulu namanya bengkong. Proses pemulihannya bisa berlangsung 2 hingga 1 bulan. Tidak ada pengawasan ketat dari dokter. Tapi sekarang ibu-ibu tidak perlu lagi khawatir karena metode yang digunakan adalah smart klamp 3," ujar dia.
"Anak saya dulu menggunakan metode smart klamp. Tapi dulu proses pemulihannya masih cukup lama, bisa satu minggu. Tapi yang sekarang insya Allah, mungkin bapak ibu bisa menyaksikan sendiri. Habis dipotong, nangisnya selesai, udah itu bisa lari-lari. Walaupun tentu tidak dianjurkan untuk lari-lari ya," tutur Kang Ace.
Kegiatan sunatan massal ini sengaja digelar akhir Desember karena anak-anak sedang libur sekolah. "Kami harapkan kegiatan ini dapat membantu masyarakat, terutama di kecamatan Cililin dan sekitarnya untuk dapat menjalankan kewajiban laki-laki yaitu, dikhitan," ucapnya.
Selain layanan khitan, anak-anak juga akan mendapatkan mainan superhero. Jika dikuantifikasi, jumlah biaya per anak sekitar Rp2,5 juta. Mereka mendapatkan layanan khitan metode mutakhir karena belum tentu semua dokter memiliki kemampuan seperti dr Ogi dari Superhero Khitan.
"Tentu saya mengucapkan terima kasih kepada mitra Kemaslahatan BPKH, yaitu Baitul Mal Muamalah, yang merupakan bagian dari Lembaga Baitul Mal Waltanwir yang dikelola Bank Muamalah," ujar Kang Ace.
Kang Ace mendoakan anak-anak yang mengikuti kegiatan sunatan massal soleh, berbakti dan membanggakan orang tuanya. "Sukses, mengabdi kepada bangsa dan negara yang kita cintai ini. Semoga penyembuhannya cepat," tutur dia.
Editor : Ude D Gunadi