“Di awal sudah menyampaikan prinsip dasar peradaban, yakni pembangunan peradaban merupakan keterkaitan antara Tuhan, manusia, dan lingkungan alam. Isu perusakan SDA dan lingkungan selama ini menjadi key-message yang konsisten disampaikan selama debat hingga closing statement, termasuk menyitir ayat Alquran dan lagu Ebiet G. Ade tentang kerusakan bumi,” terangnya.
Dari aspek ethos (kredibilitas), kata Rachmat, Cawapres yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo itu lebih unggul dalam membangun keterpercayaan dan kompetensi, yakni dengan menyampaikan tindakan-tindakan konkret selama ini.
Misalnya, persoalan tanah yang banyak disebabkan aparat dan birokrasi maka solusinya pun memiliki relevansi, yakni secara tegas menegakkan kualitas aparat tersebut.
“Debat merupakan sarana yang tepat untuk membangun persepsi positif bahwa kandidat ini adalah orang yang terpercaya (antara ucapan dan perbuatan) dan kompeten dengan menyampaikan pengalaman-pengalaman nyata,” katanya.
Sedangkan, Cawapres nomor urut 1 yakni Muhaimin Iskandar alias Cak Imin terkesan menonjol di mata publik bukan karena melebihi Mahfud MD, tetapi karena Cak Imin mengalami gap yang besar antara debat pertama dan kedua.
Editor : Rizal Fadillah