"Gak mungkin kalau menggunakan logika dalam satu malam bisa. Kita pakai pesawat saja dari Masjid Harram ke Al Aqsa, Yerussalem kira-kira 2 jam, apalagi kalau melalui darat. Namun, dengan kekuasannya, Allah memperjalankan Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha dalam satu malam ke langit ke tujuh. Dan pada akhir malam sudah kembali lagi Makkah," tuturnya.
Pada zaman Nabi pun, kata Kang Ace, banyak orang yang tidak percaya terhadap peristiwa Isra Mikraj. Sebab, jikamenggunakan logika, rasanya tidak mungkin. Tetapi, melihat Isra Mikraj bukan dengan logika atau rasionalitas. "Tetapi, dengan keimanan Abubakar Assidiq, sahabat yang begitu loyal, taat, apa yang dikatakan Rasulullah diimani," ucap Kang Ace.
Di era modern seperti sekarang, ujarnya, secara ilmiah, Isra Mikraj benar terjadi. Dulu orang tidak pernah membayangkan, dengan handphone (HP), apa yang terjadi di Amerika bisa langsung live di Indonesia. "Gak pernah terbayang sebelumnya. Detik itu terjadi di Amerika, bisa kita saksikan langsung di Indonesia," ujarnya.
Pada 1960-1970-an, tutur Kang Ace, orang hendak naik haji, memakan waktu 6 bulan perjalanan. Berangkat ke Arab harus naik kapal. Selama di Arab harus tiga bulan. Sekarang tidak lagi. "Dulu yang namanya telepon susahnya minta ampun. Kini, apa yang terjadi di Arab Saudi, bisa kita saksikan dengan video call," tutur Kang Ace.
Artinya, kata Kang Ace, peristiwa Israk Mikraj merupakan ibarat dan refleksi buat umat bahwa ilmu Allah itu sesungguhnya luas dan tidak terjangkau. Tetapi perlahan-lahan bisa dibuka hari ini melalui peristiwa Isra Mikraj. Hanya saja ilmu manusia belum mampu mengungkap ilmu Allah dalam peristiwa Isra Mikraj.
"Semangat yang harus dibangun oleh kita terhadap Isra Mikraj adalah yakin dan beriman. Selain Isra dari Masjid Harram di Mekkah ke Masjid Aqsa di Palestina, peristiwa menarik kedua adalah mikraj ke Sidratul Muntaha. Oleh-oleh dari mikraj Nabi Muhammad adalah perintah salat. Itu merupakan cermin dari bagaimana kasih sayang Allah kepada Nabi Muhammad SAW," ucapnya.
Editor : Ude D Gunadi