Arak–arakan dimulai dari Kampung cidadap, lalu ke negla untuk mengambil perkakas yang disimpan di museum pribadi warga. Lalu arak – arakan dilanjutkan melewati Kampung Cirateun, dengan diiringi musik yang kencang serta beberapa kuda lumping dan penari. Arak–arakan ini berhenti di cadas gantung dan acara dilanjut dengan doa bersama kembali dan acara hajat cai ditutup dengan pertunjukan ketuk tilu.
“Saya harap hajat cai cirateun bisa menjadi acara pemersatu semua kalangan dari kampung Cirateun, Cidadap, Negla. Karena pada dasarnya di acara ini semua kalangan seperti anak sd, remaja, anak kuliahan, hingga orang lanjut usia berkumpul untuk merayakan dan bersyukur akan jasa Eyang yang sangat besar bagi kami semua” ujar Bu Tuti, salah satu warga dari kampung Cirateun. (*)
Editor : Abdul Basir