Ia juga menambahkan bahwa warung langganannya berhenti menyediakan stok beras kemasan 5 kg karena jenis beras tersebut menjadi langka di pasaran sehingga harganya pun melambung tinggi.
Lalu, warung langganan Ibu Tuti beralih menyediakan stok beras karungan yang jika dihitung per kg harga beras tersebut sangat jauh dengan harga beras kemasan. “Mang warung nya aja sampe nyesuain harga sma masyarakat sekitar, da soalnya kalo nyediain yang kemasan takut ga ada yang beli, jadi sekarang mah adanya cuman beras kiloan aja,” ucap tuti.
Tuti kini beralih dari yang biasanya memilih beras kemasan 5 kg dengan aroma harum dan bulir yang bagus, kini dirinya terpaksa beralih ke pembelian beras kiloan. Keputusan ini tidak diambil dengan sukarela, melainkan karena situasi sulit yang melibatkan kelangkaan dan kenaikan harga beras kemasan yang biasa ia pilih.
Meskipun beras kiloan mungkin lebih terjangkau secara finansial dan stok nya lebih banyak, ibu rumah tangga ini merasakan perbedaan kualitas yang signifikan.
Beras kiloan yang ia beli dari warung cenderung kurang memiliki aroma yang khas, bulirnya tidak sebaik beras yang ia biasa beli, dan terkadang terdapat kutu beras dalam jumlah yang cukup banyak. Dia pun berharap harga beras di pasar kembali normal.
Editor : Abdul Basir