BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pendiri Pusat Studi Al Qur’an (PSQ), Prof Muhammad Quraish Shihab menjelaskan, bahwa Lailatul Qadar memiliki tiga makna. Pertama adalah malam yang mulia.
Menurutnya, makna ini sangat familiar di kalangan masyarakat Muslim. Disebut mulia, salah satunya karena Al-Qur’an diturunkan bertepatan pada malam ini.
"Mulia, ya karena dia memang mulia, Al-Qur’an turun di situ," ucap Prof Quraish, sapaan akrabnya, dikutip laman NU Online, Rabu (3/4/2024).
Kedua, malam yang sempit. Pakar tafsir ini menyampaikan bahwa saat Lailatul Qadar, begitu banyak malaikat turun ke bumi sehingga bumi ini terasa sempit.
"Kenapa sempit? Karena waktu Lailatul Qadar itu banyak sekali malaikat turun ke bumi, menjadi sempit karena banyaknya malaikat," ungkapnya.
Ketiga, malam ketetapan. Prof Quraish menjelaskan bahwa pada Lailatul Qadar, Allah menetapkan sesuatu yang boleh jadi untuk masyarakat luas, seperti turunnya Al-Qur’an untuk umat manusia.
"Tapi bisa jadi untuk orang per orang siapa yang bertemu dengan Lailatul Qadar hidupnya akan berubah. Jadi itu malam ketetapan," imbuhnya.
Lailatul Qadar secara khusus dijelaskan dalam Al-Qur'an pada Surat Al-Qadar. Di ayat ketiga, diterangkan bahwa Lailatul Qadar lebih baik daripada 1000 bulan.
Menurut Prof Quraish, angka yang disebutkan dalam ayat ini tidak bisa dibayangkan setara dengan 83 tahun.
"Satu hal yang perlu kita garis bawahi, 1000 itu apa artinya? Banyak. Bukan arti 83 tahun. Kalau saya berkata dia bawa alasan seribu satu alasan, bukan berarti angka yang di atas 1000 dan di bawah 1002. Tapi karena banyak tidak terjangkau banyaknya. Begitu juga di ayat itu," jelasnya.
Jadi, jika Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan artinya hidup seseorang yang mendapati Lailatul Qadar di dunia ini dan di akhirat akan jauh lebih baik daripada tidak menemukan.
Tanda-tanda
Cendekiawan Muslim ini kemudian membeberkan tanda-tanda orang yang mendapatkan Lailatul Qadar dengan menafsirkan ayat ke-4 surat Al-Qadar.
"Mau tahu tandanya orang yang dapat Lailatul Qadar? Malaikat turun kepadanya," ucap Prof Quraish.
Hal tersebut bermakna bahwa malaikat selalu menganjurkan kebaikan, sehingga orang yang mendapatkan Lailatul Qadar, hidupnya akan selalu terdorong untuk berbuat kebaikan.
"Jadi kalau ada orang berkata saya ketemu dengan Lailatul Qadar tapi kalau jalan hiupnya gini-gini (kurang baik), bohong itu. (Justru harusnya) dia selalu tertarik untuk kebaikan karena malaikat itu selalu mendorong terhadap kebaikan," ungkapnya.
Tanda berikutnya, hati seseorang yang menemui Lailatul Qadar senantiasa damai, tidak dendam, dan tidak dengki.
"Semuanya selalu dilihatnya dengan penuh kedamaian. Paling tidak, kedamaian pasif. Damai itu ada damai aktif, ada damai pasif. Kalau saya memuji, itu damai aktif. Tapi kalau saya tidak mencela, itu damai pasif. Saya tidak mengambil hak orang, itu juga damai pasif," bebernya.
Lailatul Qadar hanya terjadi pada Ramadhan, tapi waktunya dirahasiakan Allah. Hikmah di balik ini semua yakni agar umat Islam bisa mempersiapkan dengan selalu berbuat kebaikan sepanjang waktu.
"Tanggalnya nggak tahu kapan. Itu sebabnya dirahasiakan. Setiap saat kita siap untuk itu. Bukannya tujuan ayat ini (Al-Qadar) mendorong untuk beramal shaleh?" tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah