BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Ombudsman memantau kesiapan arus mudik di wilayah Jawa Barat. Pemantauan secara langsung bersama pemerintah daerah dan pihak lainnya untuk memastikan persiapan mudik 2024.
Kepala Keasistenan Pencegahan Maladministrasi Ombudsman Jabar Ujang Solihul Wildan menyatakan hasil pemantau mudik pada hari Selasa dan Kamis (2 dan 4 April 2024) lalu banyak yang menjadi perhatian dan sorotan.
Seperti, ketersediaan armada angkutan umum, jalur alternatif, lokasi rawan kemacetan dan rawan bencana, cuaca, rekayasa lalu lintas, kontak informasi/pengaduan dan sarana prasarana di rest area.
Berdasarkan data Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, puncak arus mudik diprediksi H-2 lebaran dengan jumlah penumpang angkutan umum mencapai 849.000 orang.
Pada H-2 tersebut, diprediksi sejumlah 161.310 penumpang untuk pengguna layanan angkutan jalan, 150.700 orang untuk pengguna layanan kereta api, 10.001 orang untuk pelayanan udara dan sebanyak 4247 orang untuk pengguna pelayanan ppASDP.
“Untuk memastikan keselamatan penumpang angkutan umum, Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Jawa Barat meminta setiap terminal agar dilakukan pemeriksaan kondisi fisik bus, kelengkapan administrasi dan perizinan kendaraan (ramp check),” kata Ujang Solihul Wildan, Sabtu (6/4/2024).
Pada moda transportasi kereta, Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Jawa Barat melakukan kunjungan ke Stasiun Bandung untuk memastikan antisipasi lonjakan penumpang dan keselamatan pemudik.
Menurut Daop 2 Bandung, PT KAI telah menyiapkan penambahan perjalanan 14 kereta tambahan yaitu 2 Kereta Argo Parahyangan, 4 Kereta Lodaya, 2 Kereta Pasundan, 2 Kereta Ciremai, 2 Kereta Kutojaya Selatan dan 2 Kereta Motis Selatan.
“Untuk antisipasi gangguan sarana penempatan, PT KAI menyiagakan lokomotif posko di Dipo Lokomotif Bandung dan Stasiun Cibatu, Kereta pembangkit (P-500 KVA) di Dipo Kereta Bandung, dan Crane di Dipo Lokomotif Bandung” ujar Manajer Angkutan Penumpang KAI Daop 2 Bandung.
Selain kereta api, pemudik yang melalui jalan tol khususnya di ruas tol Cipali (Cikopo Palimanan) diprediksi naik sebesar 2,2% dari 2023 dan naik sebesar 79,9% dari trafik normal.
Untuk itu, PT Lintas Marga Sedaya (LMS) sebagai pengelola tol Cipali telah menambah RTMS (Remote Traffic Microwave Sensor). Jika sebelumnya hanya di KM 188, sekarang telah ditambah di KM 153, KM 130 dan KM 86. RTMS berfungsi di antaranya untuk mengetahui V/C ratio dan kecepatan rata-rata di titik yang rawan kepadatan.
Menurut PT LMS, hasil dari data RTMS yang akan menjadi bahan pertimbangan pihak kepolisian untuk melakukan rekayasa lalu lintas yaitu menggunakan seluruh lajur dari kedua arah (one way) atau sebagian dari lajur arah berlawanan (contra flow).
Meski tidak terdapat kendala yang berarti dalam menghadapi mudik 2024, Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Jawa Barat juga mengecek kesiapan Bandara Kertajati (BIJB), pihak Angkasa Pura II dipastikan telah melakukan Ramp Safety, Terminal Safety, Security, Stress Test catu daya listrik dan pemeriksaan moda darat pada periode 7-20 Maret 2024. (*)
Editor : Abdul Basir