BEKASI, iNewsBandungRaya.id - Kloter Pertama Jamaah Haji Indonesia Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG 01) dan Jakarta Pondok Gede (JKG 02)/Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS 02) Tahun 1445/2024 dilepas di Ruang VIV Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Sabtu (11/5/2024) malam.
Pemberangkatan kloter pertama jamaah haji itu dihadiri Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Tubagus Ace Hasan Syadzily, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia H E Faisal bin Abdullah Al-Mudi, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, dan pejabat dari Kementerian Hukum dan HAM.
Kang Ace sapaan akrab Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan, Komisi VIII DPR RI bersama Kementerian Agama (Kemenag) telah melakukan beberapa perbaikan pelayanan bagi jamaah haji dan penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2024 M/1445 Hijriah. Di antaranya, layanan fast track di bandara yang sangat memudahkan para jamaah saat memasuki Arab Saudi.
“Pertama kami menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama terkait layanan fast track di bandara ini. Biasanya jamaah, seperti tahun-tahun sebelumnya, jika tidak digunakan fast track, proses imigrasi harus menunggu 4 sampai 5 jam saat sampai di Arab Saudi. Sekarang, begitu turun dari pesawat bisa langsung menuju bus mereka masing-masing,” kata Kang Ace.
Kang Ace menyatakan, apresiasi kepada Pemerintah Indonesia terutama pendekatan diplomasi oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang terus membangun kerja sama dengan Raja Salman terkait inovasi-inovasi pelayanan bagi jamaah haji Indonesia.
Menurut dia, ada hal penting yang perlu diketahui, penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H/2024 Masehi ini berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya, baik dari segi jumlah jamaah, kondisi di Arab Saudi, maupun beberapa perubahan kebijakan penyelenggaraan ibadah haji. Bahkan jamaah haji tahun ini merupakan terbesar sepanjang sejarah karena mencapai 241.000 orang.
"Kami ingin memastikan, pertama, terkait tercapainya kualitas pelayanan, pembinaan, dan perlindungan terhadap jamaah haji yang optimal sejak sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji,” ujar Kang Ace.
“Kedua, mengintensifkan bimbingan manasik haji dan penggunaan fasilitas di asrama haji, di pesawat, dan di Arab Saudi. Ketiga, mengurangi jumlah lama masa tinggal jamaah haji di Arab Saudi menjadi 41 hari,” tutur Kang Ace.
Kemudian, keempat, kata Kang Ace, pelayanan katering di Madinah sebanyak 27 kali dan di Makkah 84 kali, termasuk pada hari menjelang dan setelah Armuzna.
“Kelima, menu katering untuk jamaah haji harus bercita rasa Nusantara dan dioptimalkan secara sungguh-sungguh berbahan baku serta juru masaknya berasal dari Indonesia,” ucap Ketua DPD Partai Golkar Jabar itu.
Kang Ace menyatakan, dari sisi jumlah, perincian jumlah jamaah haji Indonesia 2024 sebanyak 241.000 orang, terdiri atas 221.000 kuota normal dan 20.000 kuota tambahan. Terbagi dalam alokasi kuota haji reguler sebanyak 213.320 orang dan haji khusus 27.680.
Smart Card
Kang Ace meninformasikan, saat ini Arab Saudi memiliki perbedaan kebijakan dari tahun sebelumnya. Karena itu, setiap jamaah haji Indonesia, sudah sepatutnya diberikan Smart Card di samping gelang identitas jamaah haji.
Smart Card ini berfungsi untuk mengidentifikasi jamaah haji yang benar-benar menggunakan visa haji dan untuk mencegah jamaah haji ilegal yang tidak menggunakan visa haji. Sehingga, bagi yang tidak memiliki Smart Card, tidak dapat masuk ke area Armuzna.
“Saat ini di Muzdalifah juga telah dibangun toilet-toilet baru yang banyak untuk peningkatan pelayanan terhadap jamaah haji dan berbagai peningkatan pelayanan di Armuzna. Ini merupakan kebijakan pemerintah Arab Saudi yang berkaca dari pengalaman tahun sebelumnya,” ujarnya.
Istitho’ah Kesehatan
Terkait aspek persiapan, Kang Ace menuturkan, penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 1445 H/2024 M juga memiliki kebijakan yang berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu dengan kebijakan “Haji Istitho’ah Kesehatan”. Sebelum pelunasan BPIH, jamaah harus memenuhi persyaratan istitho’ah kesehatan terlebih dahulu.
“Ini dimaksudkan agar jemaah haji benar-benar mampu dalam menunaikan ibadah haji, khususnya dari aspek kesehatan,” tutur Kang Ace.
Namun, kata caleg DPR RI terpilih hasil Pileg 2024 dari daerah pemilihan (dapil) Kabupaten Bandung dan Bandung Barat ini, ke depan masih perlu dilakukan perbaikan kualitas pelayanan. Saat ini petugas kesehatan kloter tidak mendapatkan gelang karena Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak melakukan kontrak pengadaan gelang.
“Maka ke depan harus dilakukan penyediaan gelang bagi petugas kloter. Di samping itu, pelayanan satu atap di asrama haji yang seharusnya dilakukan selesai saat kedatangan, belum bisa dilaksanakan secara penuh karena terkendala oleh aturan internal di unstansi masing-masing,” ujar Kang Ace.
Dia nengingatkan kepada para jamaah haji lanjut usia (lansia) agar tidak terlalu memaksakan diri untuk menunaikan ibadah-ibadah sunnah, seperti umrah berkali-kali. “Sebaiknya mari kita simpan energi dan tenaga untuk persiapan wukuf di Arafah, Muzdalifah, mabit, dan lempar jumrah di Mina yang memerlukan tenaga ekstra,” tuturnya.
Bagi para pembimbing ibadah haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), Kang Ace meminta kerja sama dan pengertiannya terutama terkait pelayanan dalam menghadapi para jamaah lansia. Sebab, para jamaah lansia memerlukan upaya pelayanan ekstra dengan tidak memaksakan kepada mereka untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat memporsir energi.
“Kepada para jemaah haji, untuk diketahui musim haji tahun ini juga bertepatan dengan musim panas, yang suhunya di Mekkah ekstrem, lebih dari 40 derajat Celcius. Untuk itu, para jamaah diimbau untuk sering minum air agar tidak mengalami dehidrasi. Air zamzam tersedia banyak di sana,” ucap Kang Ace.
Dia mengingatkan jamaah lansia sering minum air putih meskipun minum sedikit. “Hal yang dianjurkan adalah sering minum, sehingga kita tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh yang akan menyebabkan lupa ingatan dan menjadi penyebab banyak jamaah lupa arah pulang ke pemondokan atau terpisah dari rombongan,” ujar Kang Ace.
Para jamaah haji Indonesia, tutur dia, harus saling membantu satu sama lain. Karena itu, jika ada terlihat jamaah haji asal Indonesia yang kesulitan, menjadi kewajiban sesama saudara muslim dan Tanah Air untuk membantu.
“Jika ada kesulitan, baik selama di pemondokan atau selama di tempat-tempat dilaksanakannya ibadah haji, melaporlah kepada petugas haji yang ada di sana,” tutur Kang Ace.
Kepada para petugas haji, Kang Ace berharap dapat mengutamakan melayani jemaah haji sebagai tugas utama yang mulia. Berkoordinasi dengan petugas haji lain jika ada kesulitan.
“Bila ada jamaah haji orang tua yang membutuhkan bantuan, maka anggaplah itu orang tua kita, bila jemaah haji itu sebaya, maka anggaplah itu saudara kita,” ucap kang Ace.
Hadir pula dalam kegiatan pelepasan kloter pertama jamaah haji Indonesia itu antara lain, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief, Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Cecep Khairul Anwar dan sejumlah pejabat lain.
Editor : Ude D Gunadi