BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Potensi hoaks setiap pemilu atau pilkada selalu besar. Terlebih di Indonesia, termasuk Jabar, dengan pengguna internet dan media sosial (medsos) terbanyak.
Hoaks, kata Ketua Program Studi Ilmu Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Mudiyati Rahmatunnisa, sangat berbahaya di masa pilkada. Di antaranya bisa
mendelegitimasi hasil pilkada dan mengacaukan informasi.
"Apalagi pada Pilkada Serentak 2024, berita hoaks akan lebih bahaya karena menggunakan media video editan yang mudah sekali dipercaya masyarakat," kata Mudiyati, Sabtu (27/7/2024).
Mudiyati menyatakan, sampai Januari 2024, pengguna internet di Indonesia sebanyak 185,8 juta, termasuk di dalamnya pengguna medsos yang jumlahnya cukup banyak. Indikator ini menjadi peluang besar untuk penyebaran hoaks.
Karena itu, ujar dia, sudah seharusnya masyarakat terus diingatkan tentang ciri-ciri utama berita atau informasi hoaks agar bisa melakukan pencegahan dini dan informasi bohong tidak tersebar luas.
"Beberapa ciri utama hoaks adalah judul berita bombastis, pengunggah selalu minta disebarkan, isi, dan judul tidak bersesuaian. Kemudian selalu mencantumkan nama pesohor atau lembaga terpercaya," ujarnya.
Langkah pencegahan dilakukan oleh Pemprov Jabar. Salah satu upaya yang dilakukan, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfotik) Jawa Barat menggelar Informasi Komunikasi
Publik (IKP) Fest di sejumlah kabupaten dan kota.
"Kami menyiapkan dan mendorong unit saber hoaks di 27 kabupaten dan kota mulai mendeteksi dini potensi hoaks. Sudah dimulai sekarang, sampai saat gelaran pilkada dilaksanakan," ujar Kepala Diskominfo Jabar Ika Mardiah saat menggelar IKP Fest di Karawang, Sabtu (27/7/2024).
Ika menyatakan, deteksi dini potensi hoaks harus segera dilakukan agar berita bohong tidak tersebar luas dan sulit diatasi.
Ketua Jabar Saber Hoaks Alfianto Yustinova mendorong tim saber hoaks di daerah agar terus menyosialisasikan pencegahan hoaks kepada masyarakat.
"Sosialisasi harus terus dilakukan agar masyarakat lebih tahu dan peduli, serta tidak mudah termakan hoaks," kata Alfianto.
Editor : Ude D Gunadi