BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Puluhan polisi luka-luka akibat terkena lemparan batu dan molotov saat mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa menolak RUU Pilkada di DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung selama dua hari, Kamis-Jumat (22-23/8/2024).
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, lebih dari 20 petugas kepolisian terluka akibat lemparan batu dan molotof demonstran yang berunjuk rasa di depan DPRD Jabar.
"Batu dan molotov dilemparkan ke arah petugas kepolisian yang berada di dalam gedung DPRD Jabar," kata Kabidhumas Polda Jabar, Minggu (25/8/2024).
Kombes Pol Jules menyatakan, selain puluhan petugas terluka, Gedung DPRD Jabar juga mengalami kerusakan. Seperti, beberapa kaca pecah dan gerbang DPRD Jabar roboh.
Selama pelaksanaan pengamanan unjuk rasa, ujar Kombes Jules, petugas gabungan dari polisi, TNI, dan instansi lain, telah bertindak sesuai prosedur.
"(anggota) bertahan di area dalam gedung DPRD Jabar hingga demo berakhir pada malam hari," ujar Kombes Pol Jules.
Diketahui, aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa menolak RUU Pilkada pada Kamis-Jumat berakhir ricuh. Sholawat yang dilantunkan petugas kepolisian tidak membuat suasana panas aksi unjuk rasa yang berlangsung di gedung DPRD Jabar mereda.
Petugas terpaksa membubarkan para demonstran menggunakan water cannon dan gas air mata. Sebab para pengunjuk rasa bertindak anarkistis.
Tindakan tegas petugas dilawan demonstran dengan melemparkan batu dan benda keras lainnya. Bahkan, tak sedikit demonstran yang melemparkan molotov.
Diketahui, aksi ini ini diikuti oleh ribuan mahasiswa dari beberapa universitas yang tergabung dalam BEM SI Jabar. Aksi ini mereka lakukan dalam rangka menolak RUU Pilkada.
Massa aksi datang dengan memakai almamater yang mewakili kampusnya masing-masing. Seperti Itenas, Polban, Stikes, UPI, UIN, U-Telkom, Unpad, Unisba.
Prema Itenas, Aril mengatakan, aksi unjuk rasa ini dilakukan untuk mengawal keputusan-keputusan menjelang Pilkada Serentak 2024.
Editor : Ude D Gunadi