"Kami akan meningkatkan pendidikan budaya Sunda, membuat program kebudayaan. Dengan nomenklatur yang berbeda, bisa mencari CSR, dan anggaran dari dinas lain bisa terserap untuk guru honorer," katanya seraya memastikan pihaknya akan menempuh berbagai cara agar pendapatan guru honorer semakin bertambah.
Lebih lanjut, Farhan sangat memahami kondisi yang dirasakan guru honorer. Di balik tingkat kesejahteraan yang belum optimal, menurutnya terdapat peran dan tugas besar dari seorang guru.
"Sebagai orangtua, saya ingin anak saya diajar oleh guru-guru yang terbaik. Guru ini masuk ke dalam struktur pegawai di pemerintah provinsi, kota, bahkan di pusat. Begitu banyak yang ngurus, tapi begitu banyak yang tidak terurus. Di mana keleluasaan fiskal untuk guru? Karena ujungnya kesejahteraan. Ini yang harus kita pikirkan bersama," katanya. (*)
Editor : Abdul Basir