“Walau sudah ditambah, antrean masih sangat panjang. Sampai 150 truk lebih. Atas antrean tersebut pun, kami bantu petani membayarkan retribusi yang diminta oleh pemerintah desa setempat,” tuturnya.
Sementara itu, menyikapi hal tersebut Direktur Operasional PTPN IV PalmCo Rizal H Damanik mengatakan, perusahaan akan berupaya maksimal membantu permasalahan penerimaan tandan buah segar sawit masyarakat yang terganggu akibat rusaknya pabrik swasta yang selama ini menampung sawit petani di Banten, terutama Pandeglang.
Dari sisi kapasitas olah, kata Rizal, PKS Kertajaya dan Cikasungka milik PTPN adalah 60 ton tandan buah segar sawit per jam dan 30 ton tandan buah segar per jam. Kertajaya berlokasi di Pandeglang Banten dan Cikasungka beroperasi di Bogor Jawa Barat. Sedangkan satu pabrik swasta lain hanya berkapasitas 30 ton tandan buah segar per jam dan beberapa kali mengalami kendala.
“Sebenarnya dua pabrik di Pandeglang sudah mampu menampung produksi tandan buah segar sawit petani di Banten,” kata Rizal.
Namun, ujar dia, permasalahan kerap kali terjadi saat PKS swasta mengalami kerusakan. Oleh sebab itu menurut Rizal hal pertama yang dilakukan adalah memastikan Pabrik Kertajaya selalu dalam kondisi optimal.
“Pertama, kami harus jaga terus pabrik agar beroperasi. Kedua, karena kapasitas mentok, di mana saat ini stok sudah 3.200 ton tandan buah segar di kedua pabrik kami. Belum lagi volume dari ratusan truk petani yang mengantre, maka demi petani dan kondusivitas pabrik dan wilayah, kami akan upayakan semaksimal mungkin. Termasuk dengan mengirimkan tandan buah segar sawit kebun inti keluar Banten,” ujarnya.
Pengiriman TBS keluar Propinsi Banten, tutur Rizal, bahkan dapat disebut pengorbanan oleh perusahaan negara yang saat ini menjadi pengelola perkebunan sawit terluas di dunia itu.
Editor : Ude D Gunadi