BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut empat, Dedi Mulyadi, memberikan penjelasan mendalam mengenai filosofi yang ia anut dalam debat perdana Pilgub Jabar yang digelar di Grha Sanusi, Universitas Padjadjaran, Senin (11/11/2024) malam.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi mengaitkan filosofi Pewayangan, khususnya tokoh Lurah Semar, sebagai dasar dalam memahami kepemimpinan dan visi pembangunan yang ia tawarkan untuk Jabar.
Menurutnya, dengan merujuk pada tokoh Semar dalam pewayangan yang memilih turun dari alam para dewa untuk hidup di kampung Tumaritis.
Semar, yang digambarkan sebagai sosok yang sangat memahami Tuhan namun sering dihina oleh orang yang merasa lebih pintar, menjadi simbol pemimpin yang sederhana dan tidak sombong meskipun memiliki kemuliaan.
"Semar itu walaupun hidup sederhana sebagai petani, memelihara ikan dan sapi, serta membangun desa, dia tetap menjadi manusia mulia. Filosofi ini saya terapkan dalam hidup saya, dan pakaian saya hari ini juga mencerminkan filosofi tersebut," papar Dedi, usai debat perdana Pilgub Jabar.
"Warna putih pada pakaian saya melambangkan kesederhanaan dan ketundukan pada Tuhan, sedangkan warna hitam menggambarkan kesediaan untuk tunduk pada hukum alam," tambahnya.
Dedi kemudian menegaskan pentingnya debat sebagai sarana untuk mengartikulasikan gagasan yang dapat diterima oleh rakyat.
Dedi mengatakan, debat bukanlah tempat untuk membaca teks, melainkan kesempatan bagi calon pemimpin untuk menyampaikan gagasan besar yang nantinya akan diterjemahkan secara teknis oleh aparat pemerintah daerah.
"Debat ini adalah tentang kemampuan untuk berpikir otentik dan menyampaikan ide-ide yang benar-benar berasal dari pikiran kita sendiri, bukan sekadar mengulang teks atau jawaban teknis yang sudah disiapkan. Pemimpin itu bukan kepala dinas atau pelaksana teknis, melainkan orang yang mampu melihat dan menyelesaikan masalah secara holistik," jelas Dedi.
Selain itu, Dedi menegaskan bahwa sebagai pemimpin, ia akan selalu berada di tengah masyarakat dan berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan langsung di lapangan, bukan hanya duduk di belakang meja.
"Jika terpilih nanti, kami akan selalu dekat dengan masyarakat. Kami ingin menyelesaikan masalah di masyarakat secara langsung, bukan membawa masalah kerja dan melupakan aspirasi rakyat," ujarnya.
Selain itu, mantan Bupati Purwakarta itu juga mengungkapkan rasa belasungkawa atas kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang KM 92.
"Saya sempat terjebak hampir satu jam karena kecelakaan. Semoga keluarga korban diberi kekuatan, dan semoga yang meninggal diterima amal ibadahnya. Ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua bahwa kita perlu memperhatikan transportasi darat, terutama soal truk-truk yang sudah tua dan tidak memenuhi standar," ungkapnya.
Editor : Zhafran Pramoedya