BANDUNG,iNews.id - Pemprov Jawa Barat memastikan stok kebutuhan pokok aman jelang memasuki Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Jawa Barat Taufiq Budi Santoso mengatakan, pihaknya mengidentifikasi ketersediaan harga kebutuhan pokok, menjaga stabilitas harga, serta menjamin rantai pasok distribusi barang kebutuhan pokok dan penting di masyarakat.
"Menteri Pertanian mengatakan stok kebutuhan pangan di Indonesia dalam posisi aman. Kita harus melihat kondisi di kabupaten dan kota di Jabar bagaimana," ucap Taufiq, Kamis (10/3/2022).
Menurut Taufiq, dalam sebulan terakhir, beberapa harga komoditas kebutuhan pokok mengalami kenaikan, seperti kedelai, minyak goreng, gas, daging, serta beberapa komoditas sayuran. Hal itu dikhawatirkan akan mendorong inflasi di Jabar, terutama selama Ramadan dan Idulfitri.
Sejumlah upaya sudah dan akan dilakukan untuk mengendalikan harga dan menjaga stok. Salah satunya, melaksanakan operasi pasar secara serentak di kabupaten dan kota melalui dinas terkait.
Dialog dan komunikasi dengan pemangku kepentingan terkait ketersediaan hingga distribusi harus segera diinformasikan kepada masyarakat melalui saluran komunikasi yang tepat untuk mengatasi _panic buying_, dan menyediakan layanan informasi serta pengaduan masyarakat untuk mengetahui kondisi riil di lapangan.
"Bansos untuk masyarakat berpenghasilan rendah, ini juga harus dipikirkan seperti tahun lalu. Agar mereka bisa membeli kebutuhan pokok jika nanti harga naik menjelang Idulfitri. Siapkan anggaran, cari solusi jika belum ada anggaran," ucapnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Indag Jabar Eem Sujaemah mengatakan, beberapa komoditas yang saat ini mengalami kenaikan, seperti cabe merah yang naik tajam hingga 30 persen pada Februari dibandingkan Januari.
"terkait harga kebutuhan pokok, stok dan ketersediaan cukup aman. Meskipun beberapa komoditas mengalami kenaikan harga namun masih wajar, seperti beras, bawang merah, bawang putih, daging sapi, dan daging ayam," ucapnya.
Terkait minyak goreng, kata Eem, harga di pasar ritel dijual sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah, tetapi diakui terjadi kekosongan pasokan. Menurutnya, untuk mengatasinya, kegiatan Operasi Pasar khusus minyak goreng juga sudah dilakukan di sejumlah lokasi di Jabar.
"Dalam seminggu, kami tiga kali lakukan evaluasi terkait operasi pasar minyak goreng. Memantau pasar ritel dan pasar tradisional. Estimasi ketersediaan kami tahun ini sekitar 531.712 liter," ucap Eem.
Sementara itu, Kepala Bulog Wilayah Jabar Faisal menambahkan, stok beras di wilayahnya sangat mencukupi, bahkan hingga akhir tahun 2022. "Stok di gudang di Jabar sekitar 150 ribu ton. Akan ada tambahan karena sebentar lagi masuk panen," katanya.
Faisal menuturkan, Bulog Jabar juga sudah melaksanakan Operasi Pasar khusus minyak goreng dan sudah tersalurkan sebanyak 300 ribu liter di sejumlah kota dan kabupaten di Jabar. Menurutnya, Bulog telah memesan 800 ribu liter minyak goreng, tetapi masih menunggu kiriman distributor.
"Kami juga siap memasok kebutuhan operasi pasar beras, gula pasir, dan daging, atau untuk bansos Jabar," tuturnya. (*)
Editor : Abdul Basir