“Para peserta akan menjalani pelatihan kemiliteran dan tinggal bersama keluarga di kawasan transmigrasi untuk memahami tantangan lokal. Setelah itu, mereka akan disiapkan untuk melanjutkan studi di universitas terbaik dunia sesuai potensi kawasan transmigrasi,” jelas Ossy Dermawan.
Usai menyelesaikan pendidikan, para patriot akan kembali untuk mengabdi selama 5 hingga 10 tahun. Sebagai apresiasi, mereka akan mendapatkan insentif seperti rumah atau lahan sesuai bidang mereka.
Sementara itu, Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman menambahkan bahwa pertemuan ini juga menjadi ajang untuk membahas kerja sama strategis antara Kementerian Transmigrasi, Kementerian ATR/BPN, dan Korps Kavaleri TNI AD.
Menteri Iftitah menyoroti pentingnya revitalisasi kawasan transmigrasi, terutama di Papua.
“Transmigrasi di Papua akan fokus lokal, mengutamakan masyarakat setempat. Kami ingin menjaga persatuan bangsa dengan menyejahterakan masyarakat di wilayah ini,” ungkapnya.
Editor : Zhafran Pramoedya