Penjelasan Gus Baha soal Perbedaan Penentuan Awal Ramadhan NU dan Muhammadiyah

Gus Baha lalu memberikan contoh lain, apakah tahun 2001 bisa dikatakan abad 21, padahal baru lewat satu tahun. Secara hakikat sudah lewat, tapi belum bisa dikatakan abad 21 secara sempurna.
"Ada ahli falak berpendapat, pokoknya jika sudah melewati ufuk, baik 1 derajat, 2 derajat, 2,5 derajat, maka ganti bulan. Ini benar secara hakikat. Tapi secara hukum masih diperdebatkan. Karena menunggu melihat hilal dulu," katanya.
Sedangkan Nahdlatul Ulama, meskipun secara hisab wujudul hilal diketahui sudah melewati ufuk, tapi tetap harus menunggu melihat hilal langsung. Dengan alasan, hukum bergantung dengan apa yang dilihat.
Logika sederhananya, kata Gus Baha, ada seorang santri diminta menghormati tamu yang akan datang. Beberapa waktu kemudian tamu tersebut datang, tapi dia hanya diam di depan gerbang dan tidak mengucapkan salam.
Sehingga, santri yang diminta menghormati tadi tidak melihat secara langsung tamu tersebut. Dalam hal ini, santri tersebut tidak salah.
Editor : Rizal Fadillah