get app
inews
Aa Text
Read Next : Resmikan Ki Pinter Bedas, Bupati Bandung: Program Inovasi Pengendalian Inflasi

Inflasi Jabar Sebesar 1,60 %, BPS: Diskon Tarif Listrik Penyumbang Tertinggi

Selasa, 08 April 2025 | 19:10 WIB
header img
Inflasi Jabar Maret 2025 Sebesar 1,60 Persen. (Foto:Istimewa)

BANDUNGiNewBandungraya.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat inflasi bulanan (month to month). Pada Maret 2025 inflasi di Jabar tercatat 1,60 Persen.

Plt. Kepala BPS Jabar, Darwis Sitorus mengatakan penyumbang Inflasi Bulanan tertinggi yaitu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, Disusul kelompok makanan rumah tangga.

“Secara month to month Maret 2025 di Jawa Barat terjadi inflasi sebesar 1,60 persen. Tarif listrik menjadi penyumbang tertinggi dengan andil inflasi sebesar 1,05 persen, disusul oleh bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,14 persen,” Jelas Darwis, di Gedung BPS Jabar, Selasa (8/4/2025).

Sementara secara year on year yang memberikan andil inflasi tertinggi yaitu emas perhiasan sebesar 0,46 persen, diikuti kopi bubuk sebesar 0,17 persen, minyak goreng sebesar 0,16 persen, cabai rawit sebesar 0,15 persen dan bawang merah sebesar 0,13 persen.

“Dari 10 kabupaten/kota pantauan inflasi di Jabar, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Cirebon sebesar 1,94 persen, sementara inflasi terendah terjadi Majalengka sebesar 1,10 persen,” ujar Darwis.

Selain rilis inflasi, BPS Provinsi Jawa Barat juga merilis indikator statistik lainnya yaitu Nilai Tukar Petani (NTP), Tingkat Penghunian Kamar (TPK), Transportasi, dan Ekspor Impor.

Pada Maret 2025 NTP sebesar 113,10 mengalami penurunan 0,38 persen dibandingkan Februari 2025 yang sebesar 113,53. Sementara Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) sebesar 116,06 mengalami kenaikan 0,57 persen dibandingkan Februari 2025 yang sebesar 115,40. Penurunan NTP disebabkan adanya kenaikan yang cukup tinggi pada indeks harga yang dibayar (ib) dengan komoditas penyumbang utamanya antara lain tarif listrik, bawang merah dan beras.

Untuk perkembangan harga beras di penggilingan, rata-rata harga beras Maret 2025 senilai 13.233 rupiah/kg naik 0,48 persen. Jika dirinci berdasarkan jenisnya, rata-rata harga beras premium senilai 13.451 rupiah/kg, naik 0,29 persen dibandingkan Februari 2025. Dan rata-rata harga beras medium senilai 12.988 rupiah/kg, naik 0,60 persen dibandingkan Februari 2025.

Darwis Sitorus juga menyampaikan data TPK hotel gabungan Maret 2025 sebesar 37,88 persen atau turun 2,20 poin dibandingkan Januari 2025. Dengan rincian TPK hotel bintang sebesar 45,51 persen dan TPK hotel non bintang sebesar 21,33 persen.

“Minimnya libur tanggal merah di Februari 2025 dan ada kemungkinan pengaruh pembatasan anggaran pemerintah terkait kegiatan _MICE_ memberi dampak signifikan terhadap penurunan angka TPK”, kata Darwis.

Penurunan juga terjadi pada penumpang domestik Februari 2025 yang hanya sebanyak 3,71 ribu orang atau turun 47,62 persen dibandingkan Januari 2025 yang mencapai 7,09 ribu orang. Akan tetapi untuk penumpang internasional justru mengalami kenaikan sebesar 1,77 persen dari 0,85 ribu orang pada Januari 2025 menjadi 0,86 ribu pada Februari 2025. Untuk angkutan kereta api jumlah penumpang Februari 2025 mencapai 1,92 juta orang, turun sebesar 10,27 persen dibandingkan Januari 2025 yang mencapai 2,14 juta orang. Sementara itu jumlah penumpang Whoosh Februari 2025 sebanyak 0,24 juta orang atau turun 9,67 persen dibandingkan Januari 2025 yang mencapai 0,26 juta orang.

Data muatan barang dan peti kemas Februari 2025, pada angkutan laut domestik sebanyak 143,55 ribu ton, dan angkutan laut internasional sebanyak 42,88 ribu ton. Sementara angkutan udara domestik sebesar 65,78 ton dan angkutan udara internasional sebanyak 5,31 ton.

Darwis Sitorus juga menyampaikan perkembangan ekspor dan impor Jawa Barat. Nilai ekspor pada Februari 2025 mencapai 3,20 miliar USD atau naik sebesar 5,98 persen dibandingkan Januari 2025. Sementara nilai impor Februari 2025 mencapai 0,88 miliar USD atau turun sebesar 17,97 persen dibandingkan Januari 2025.

Kenaikan tertinggi ekspor Jawa Barat yaitu pada kelompok kendaraan dan bagiannya (HS 87) dan perhiasan/permata (HS 71). Sementara penurunan tertinggi impor Jawa Barat terjadi pada kelompok filamen buatan (HS 54), kain rajutan (HS 60), dan kapas (HS 52).

"Secara neraca perdagangan Februari 2025 masih surplus 2,32 milyar USD. Menurut negara, neraca perdagangan Jabar surplus dengan Amerika Serikat, Filipina, Thailand dan Vietnam", pungkas Darwis. (*)

Editor : Abdul Basir

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut