Sejarah Nama Gedung Sate: Asal-Usul, Arsitektur, dan Fakta Unik yang Jarang Diketahui

Gedung Sate dibangun pada tahun 1920 hingga selesai pada 1924 oleh pemerintah kolonial Belanda. Tujuan awalnya adalah sebagai kantor pusat Departement Verkeer en Waterstaat (Departemen Pekerjaan Umum).
Pembangunan gedung melibatkan lebih dari 2.000 pekerja dari berbagai daerah seperti Jawa, Tiongkok, dan Kalimantan. Proyek ini merupakan bagian dari rencana ambisius menjadikan Bandung sebagai ibu kota administratif Hindia Belanda.
Dalam dokumen resmi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), proyek Gedung Sate disebut sebagai bagian dari program "Grote Post" yang dicanangkan untuk menata ulang struktur pemerintahan kolonial di pulau Jawa.
Desain Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Belanda Ir. J. Gerber, lulusan Technische Hogeschool Delft, yang bekerja sama dengan arsitek kenamaan Prof. Dr. Hendrik Petrus Berlage. Gaya arsitekturnya memadukan unsur arsitektur Eropa klasik dengan elemen budaya Indonesia.
Menurut Ir. Maya Putri Rahmawati, M.Arch, Peneliti Arsitektur Kolonial di Universitas Katolik Parahyangan, Gedung Sate adalah contoh harmonisasi gaya tropis lokal dan teknik barat. “Struktur atap meru diadopsi dari candi dan pura Nusantara, menyesuaikan dengan iklim tropis dan nilai simbolik masyarakat lokal,” ungkapnya dalam disertasi tahun 2021.
Gedung ini juga memanfaatkan sirkulasi udara alami dengan banyak jendela dan ruang terbuka. Bukaan besar ini menjadikan bangunan tetap sejuk meski tanpa sistem pendingin modern saat itu.
Editor : Agung Bakti Sarasa