Tradisi "Ngencleng" di Polsek Pameungpeuk: Dari Kaleng Bekas Menjadi Jembatan Harapan Warga Miskin

Tidak ada paksaan. Anggota yang memiliki rezeki lebih bisa menyumbang seikhlasnya. Bagi yang belum mampu, cukup memberikan dukungan moral.
Meski jumlah dana yang terkumpul per minggu tergolong kecil—sekitar Rp200.000 hingga Rp300.000, hasilnya memberi dampak besar. Hingga kini, sudah 11 rumah tidak layak huni (Rutilahu) yang direnovasi melalui hasil kegiatan ini.
“Uangnya mungkin tidak besar, tapi niat dan kepeduliannya yang besar. Warga yang tadinya tinggal di rumah reyot, kini bisa hidup lebih layak,” tambah Asep.
Selain merenovasi rumah, hasil dari ngencleng juga pernah digunakan untuk membantu seorang warga yang kehilangan sepeda motor akibat penipuan. Semua dilakukan tanpa publikasi besar-besaran, hanya bermodal niat baik.
Proses pengumpulan dan penghitungan uang pun menjadi momen yang penuh keakraban di kantor polisi. Guyonan dan tawa ringan menjadi pelengkap kegiatan tersebut, membentuk suasana kerja yang lebih solid dan penuh empati.
“Kadang hasilnya kecil, tapi prosesnya sangat menyenangkan. Ini juga membangun solidaritas antaranggota,” ujar Asep lagi.
Editor : Agung Bakti Sarasa