Pesona Lembang di Ujung Tanduk: Ketika Beton Menggerus Alam, Bencana Pun Mengintai

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Siapa yang tak terpukau dengan lanskap Lembang? Udara sejuk, pemandangan memesona, dan ragam wisata kuliner menjadikannya primadona pariwisata Bandung Barat. Namun, di balik gemerlapnya kunjungan wisatawan, tersimpan ironi yang mengkhawatirkan. Data terbaru dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat mengungkap fakta pahit: 70 persen atau sekitar 28 ribu hektare dari total 40 ribu hektare lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU), termasuk Lembang, kini dalam kondisi rusak parah.
Kerusakan ini bukan sekadar angka statistik. Pertengahan Mei 2025 menjadi saksi bisu betapa rapuhnya alam Lembang. Banjir dan tanah longsor menerjang 13 desa, konsekuensi logis dari lahan yang kehilangan kemampuannya untuk menahan air.
"Alih fungsi lahan di KBU ini sangat masif. Mengabaikan kawasan lindung, bahkan banyak terjadi di kawasan resapan air. Ini pelanggaran tata ruang dan berujung pada sisi keselamatan masyarakat," tegas Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Wahyudin Iwang, Senin (2/6/2025).
Berdasarkan catatan, sekitar 63,62 persen atau seluas 26.283,14 hektare wilayah Bandung Barat masuk dalam zona KBU, membentang dari sebagian Cikalongwetan hingga Lembang di ujung utara. Dalam dekade terakhir, diperkirakan 200 hektare lahan di zona KBU beralih fungsi, dengan asumsi 20 hektare per tahunnya.
Lebih lanjut, Wahyudin menyayangkan peran pemerintah daerah dan provinsi yang terkesan permisif dengan menerbitkan izin usaha yang bertentangan dengan Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Editor : Rizal Fadillah