get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemkot Bandung Operasikan Teknologi Biodigester di Pasar Gedebage Mulai 21 Juni

Kasus DBD Tinggi, Bandung Berinovasi Lewat Gerakan 3M Plus Mengoles

Rabu, 02 Juli 2025 | 22:14 WIB
header img
Kolaborasi Enesis dan Pemkot Bandung. (Foto: Ist)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id – Enesis Group bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membuka lembar baru dalam upaya pemberantasan demam berdarah.

Hal itu ditunjukan dengan diluncurkan ta program bertajuk “Gerakan Berantas Nyamuk Bersama 3M Plus Mengoles: Keluarga Sehat dan Bebas DBD” di Kiara Artha Park, Rabu (2/7/2025).

Sebuah kolaborasi antara Enesis Group san Pemkot Bandung melalui brand andalannya Soffell, yang tidak hanya membawa produk, tapi juga visi bersama yakni membangun ketahanan keluarga dari ancaman penyakit tropis.

Program ini menyasar lebih dari 30 ribu warga di tiga kecamatan padat penduduk Buah Batu, Rancasari, dan Cibiru melalui edukasi door-to-door oleh 140 kader Jumantik. Masyarakat diedukasi untuk melakukan PSN 3M Plus, termasuk menggunakan lotion anti nyamuk sebagai perlindungan tambahan.

“Kita sedang menghadapi tantangan sanitasi yang besar. Stunting naik, TBC belum turun, DBD masih tinggi. Maka, pendekatan seperti ini langsung menyentuh masyarakat adalah langkah tepat,” ucap Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.

Farhan menyebut, belum ada brand lain yang berani terjun ke lapangan dengan pendekatan seperti ini.

“Ini prototipe penting. Bukan sekadar CSR, ini pertaruhan nyata, dan Pemerintah Kota Bandung mendukung penuh,” sebutnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, tak menutup mata soal kondisi saat ini. Sepanjang 2024, tercatat 7.680 kasus DBD di Kota Bandung, dan pada Januari–Juni 2025 sudah menyentuh 1.653 kasus, dengan empat kasus berujung kematian.

“Secara angka memang masih di bawah ambang nasional (1%), tapi tetap menjadi keprihatinan. Satu nyawa terlalu mahal harganya untuk dibiarkan lewat begitu saja,” katanya.

Menurutnya sanitasi adalah akar dari segala problematika ini. Stunting naik, TBC belum turun, dan DBD masih membayangi karena kualitas lingkungan yang belum optimal. Oleh karenanya, edukasi langsung menjadi senjata paling penting.

Sementara itu, CEO Enesis Group, Aryo Widiwardhono mengenang awal mula lahirnya Soffell bukan dari ruang riset besar, tapi dari pengalaman pribadi pendiri brand ini yang terganggu nyamuk di kamar kosnya.

“Kami tidak hanya mengedukasi, tapi membangun kesadaran. Keluarga adalah benteng pertama kesehatan. Dan dari rumah ke rumah, kita mulai revolusi kecil ini,” katanya.

Aryo menyebut, program serupa yang digelar di Bali dan Yogyakarta sebelumnya berhasil menaikkan Angka Bebas Jentik (ABJ) dari 95% menjadi 99% dan menurunkan rumah positif jentik hingga 80%.

Head of Human Resources & Public Relations Enesis Group, RM Ardiantara menegaskan pendekatan ini adalah bentuk investasi sosial jangka panjang.

“Kami ingin menjadikan ini gaya hidup. Mengoles lotion anti nyamuk harus sama pentingnya seperti mencuci tangan,” ujarnya.

Farhan tak bisa menyembunyikan kebanggaannya terhadap peran Jumantik. Diamenekankan bahwa kunci sukses pencegahan ada di masyarakat itu sendiri.

“Saya gak mungkin bisa ketuk satu-satu pintu rumah warga. Tapi Bapak-Ibu kader, para jumantik, bisa. Masyarakat percaya pada Anda semua. Kita tidak ingin pendekatan simbolik, kita ingin pemberdayaan nyata,” katanya.

Program ini adalah awal dari pengembangan ke 30 kecamatan lainnya.

“Kalau ini berhasil di tiga kecamatan, tidak ada alasan untuk tidak diperluas. Tapi kita harus mulai dari sekarang, dengan pendekatan yang tepat, dan kemauan untuk terus bergerak,” tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut