Silatusantren Coklat Kita, Santri Nurul Iman Diajari Kelola Sampah Jadi Produk Bermanfaat

“Kami ingin menanamkan dan menumbuhkan serta memberikan edukasi bagaimana agar sampah-sampah atau limbah-limbah baik organik maupun yang non-organik bisa dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya agar lebih bisa memanfaatkan limbah-limbah yang ada di sekitaran mereka,” Yudi di sela-sela Silatusantren.
Perwakilan Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Iman, H. Muhammad Fuad Syafi’i menyambut antusias program yang digagas Coklat Kita. Menurutnya, kegiatan ini sangat relevan dan berdampak langsung pada pembentukan karakter dan kepedulian lingkungan para santri.
"Kami sangat berterima kasih. Edukasi seperti ini penting, apalagi kami punya 2.000 santri. Jika satu per satu paham dan menerapkan, maka perubahan besar bisa dimulai dari sini," ujar Fuad.
Menurut Fuad, pesantren juga sudah memiliki sistem pengelolaan sampah internal, namun kegiatan dari Coklat Kita ini memperkaya wawasan baru dan menambah inovasi dalam pengelolaan limbah.
Sampah yang sebelumnya hanya dipilah, kini bisa dikelola menjadi barang yang bermanfaat atau bernilai guna. Fuad mengungkapkan ponpes Nur Iman berdiri sejak didirikan tahun 1997 dengan pimpinan K.H. Khoiruludin Ali.
Editor : Abdul Basir