Legislator Jabar: Koperasi Merah Putih Bisa Jadi Kekuatan Ekonomi Baru Desa

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, Saeful Bachri menyambut baik hadirnya Koperasi Merah Putih (KMP). 

Ia menilai langkah tersebut sebagai gagasan cemerlang untuk mendekatkan perputaran ekonomi langsung ke masyarakat desa, bukan hanya terkonsentrasi di kota besar.

Baca Juga

Kadin Kota Bandung Bentuk Tim Pengembangan Koperasi Merah Putih, Dipimpin Dadi Hermana

Maka dari itu, Legislator Partai Demokrat ini meyakini program KMP presiden Prabowo dapat memperkuat roda perekonomian nasional dari desa.

“Dengan adanya Koperasi Merah Putih, desa bisa menjadi kekuatan ekonomi baru,” kata anggota DPRD Jawa Barat Dapil 2 ini, Jumat (15/8/2025).

Saeful menegaskan, Koperasi Merah Putih diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan klasik petani, terutama dalam hal pemasaran pascapanen yang selama ini bergantung pada tengkulak. 

Baca Juga

Koperasi Merah Putih Hadir di 151 Kelurahan Bandung, Wujudkan Ekonomi Berkeadilan

Dengan sistem ini, koperasi membeli hasil panen petani, lalu memasarkan ke kota atau pusat produksi terdekat. Skema ini juga memungkinkan siklus ekonomi berputar secara utuh di desa mulai dari pembelian bibit dan pupuk, hingga penjualan hasil panen kembali ke koperasi.

Namun, Saeful menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi.

"Sebagus apa pun program, jika pengurus tidak memiliki kemampuan manajerial yang baik, cita-cita besar pemerintah pusat bisa gagal," tegasnya.

Baca Juga

Ketua DPRD Cianjur Dukung Koperasi Merah Putih: Harus Jadi Rumah Besar Ekonomi Masyarakat

Oleh karena itu, Saeful mendorong Dinas Koperasi provinsi, kota, dan kabupaten untuk segera menyelenggarakan pelatihan intensif bagi para pengurus koperasi. Pelatihan ini mencakup pengelolaan manajemen, pertanggungjawaban keuangan, hingga tata administrasi yang akuntabel.

“SDM koperasi adalah titik penting. Uang Rp3 miliar bukan jumlah kecil. Kalau tidak punya ilmu mengelola, program ini bisa tersendat bahkan gagal,” tandasnya. (*)

Editor : Abdul Basir