Gaya Hidup Bujet Pas-pasan Jiwa Sosialita Menguak Rapuhnya Literasi Finansial

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Di tengah gemerlap pusat perbelanjaan modern, fenomena BPJS atau Bujet Pas-pasan Jiwa Sosialita semakin sering ditemui.
Lantai marmer mal yang berkilau, aroma kopi mahal, hingga brand fesyen ternama, menjadi panggung bagi kelompok masyarakat yang datang hanya untuk sekadar berfoto, menikmati suasana, lalu pulang tanpa belanja.
Fenomena ini melahirkan istilah populer lain seperti Rohana (rombongan hanya nanya-nanya) dan Rojali (rombongan jarang beli). Meski terdengar lucu, realitas ini mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat yang serba terbatas, terjebak di antara impian kelas menengah dan kenyataan daya beli yang rendah.
Data Ekonomi: Jurang Harapan dan Kenyataan
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2025 terdapat 7,28 juta pengangguran. Sementara itu, pada Maret 2025, sebanyak 23,85 juta penduduk Indonesia atau 8,47% hidup di bawah garis kemiskinan. Di Papua Pegunungan, angka kemiskinan bahkan mencapai 30,03%.
Rata-rata upah buruh nasional hanya sekitar Rp3,09 juta per bulan, jauh dari cukup untuk menopang gaya hidup konsumtif di kota besar. Rendahnya literasi finansial ikut memperparah kondisi.
Editor : Rizal Fadillah