HUT ke-80 Jabar, Dedi Mulyadi Soroti Pentingnya Nilai Tradisi dalam Pembangunan

Realita Pembangunan dan Tantangan Masyarakat
Meskipun Jawa Barat kini berusia 80 tahun, Gubernur Dedi menyoroti ketimpangan pembangunan dan kemiskinan yang masih terjadi. Ia menceritakan kondisi tragis seorang anak di Sukabumi yang menghadapi penyakit serius akibat keterbatasan akses kesehatan dan lingkungan yang buruk.
"Birokrasi sampai tingkat RT pun terkadang gagal membangun empati. Semua orang bicara anggaran dan keuangan, tapi lupa bahwa di balik itu ada rasa dan cinta untuk membangun masyarakat," tegasnya.
Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pembinaan desa dan warga berdasarkan amanah dan titah Allah, sehingga pembangunan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Sejarah dan Peradaban Jawa Barat
Dalam pidatonya, Gubernur menekankan bahwa sejarah Jawa Barat dimulai dari Tarumanegara, yang menjadi contoh peradaban air dan tata kelola sumber daya sungai. Menurutnya, pembangunan modern harus tetap memperhatikan tata ruang dan keberlanjutan lingkungan.
"Sungai-sungai yang berubah fungsi, sawah yang hilang, dan banjir yang terus terjadi adalah bukti salah dalam tata ruang. Pembangunan harus menyelaraskan antara ekonomi, pangan, pekerjaan, dan pendidikan," jelasnya.
Pendidikan dan Konektivitas dengan Industri
Dedi Mulyadi juga menyoroti tantangan lapangan pekerjaan dan kualitas pendidikan di Jawa Barat. Ia menyebut rendahnya kemampuan dasar matematika menjadi salah satu faktor masyarakat kalah bersaing dalam seleksi pendidikan dan pekerjaan.
"Konektivitas antara pendidikan, industri, dan teknologi harus dibangun agar masyarakat Jawa Barat siap menghadapi kompetisi global," pungkasnya.
Editor : Rizal Fadillah