KNPI: Resolusi PBB untuk Kemerdekaan Palestina dan Deklarasi New York Evolusi Spirit KAA 1955
             
            
             "Negara-negara seperti Brasil, Argentina, Kolombia, dan Chili telah menjadi pendukung vokal Palestina. Mereka melihat dalam perjuangan rakyat Palestina cerminan dari perjuangan nenek moyang mereka sendiri," tegas Tantan, founder Asian African Youth Government ini.
                                                        Bahkan di Eropa, jelas Tantan, blok tradisional yang sering dianggap sejalan dengan kebijakan Barat, muncul suara-suara pembeda. Irlandia, Norwegia, Spanyol, dan Slovenia adalah contoh negara yang telah mengambil langkah langkah progresif dalam pengakuan terhadap negara Palestina.
"Mereka mewakili suara hati nurani Eropa yang melihat konflik ini bukan dari kacamata politik kekuatan lama, tetapi dari perspektif hak asasi manusia dan hukum internasional," ungkapnya.
Tantan menilai, apa yang disaksikan hari ini bukan sekadar pergantian kekuasaan dalam panggung global, melainkan restrukturisasi fundamental dari arsitektur diplomasi internasional itu sendiri.
                                                        Tatanan dunia pasca-Perang Dunia II dan pasca-Perang Dingin, yang dibangun di atas pilar hegemoni Barat, institusi multilateral, seperti PBB, IMF, dan Bank Dunia, serta nilai-nilai demokrasi liberal sebagai standard universal sedang mengalami erosi yang cepat dan digantikan oleh sebuah lanskap yang jauh lebih fragmentatif, pragmatis, dan kompetitif.
Karena itu, keputusan Sidang Majelis Umum PBB untuk mendukung keanggotaan Palestina di PBB diikuti Deklarasi New York 2025 yang memperkuat komitmen terhadap resolusi dua negara adalah pernyataan politik global yang powerful dan mungkin bisa menjadi titik balik paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir untuk perdamaian di Timur Tengah.
Editor : Agus Warsudi