get app
inews
Aa Text
Read Next : Bertemu Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Kosasih, Pekerja di Jabar Berharap Adanya Koperasi Buruh

Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Kosasih, Kisah Jenderal Santri di Tanah Pasundan

Kamis, 02 Oktober 2025 | 12:23 WIB
header img
Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Kosasih SE. (FOTO: ISTIMEWA/Tangkapan layar YouTube)

Sedangkan orang tua Kosasih lulus SD pun tidak. Karena itu, sang ayah menginginkan Kosasih menimba ilmu agama di IAIN dengan harapan bisa menjadi ustaz dengan bekal akademik mumpuni.

Namun jalan hidup Mayjen TNI Kosasih yang telah ditakdirkan Allah SWT berkata lain. Bermula dari kebetulan bertemu dengan seorang tentara mabuk di sebuah warung mi ayam.

Setelah makan, tentara itu pergi begitu saja. Pemilik warung menegur dan meminta tentara tersebut membayar mi ayah yang disantapnya. Namun sang tentara justru marah, menggebrak meja dengan sangkur.

Peristiwa itu membuat Kosasih terkejut. Di sela keterkejutannya, Kosasih berdoa menjadi tentara dengan tujuan memperbaiki akhlak prajurit TNI. "Di situ saya istigfar, astagfirullahalazim. Mudah-mudahan saya bisa jadi tentara memperbaiki akhlah tentara," ucapnya.

Akhirnya, saat TNI membuka pendafataran taruna Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) kini Akademi Militer (Akmil), Kosasih pun mendaftar. Setelah melalui berbagai tes, akhirnya Kosasih lulus hingga menempuh pendidikan di AKABRI, Magelang, Jawa Tengah pada 1993.

Namun orang tua Kosasih tak memiliki uang untuk bekal selama di Magelang. Akhirnya, sang kakak memecahkan tabungan ayam jago miliknya. Isinya Rp19.500. Uang itu diberikan kepada Kosasih untuk bekal. 

Sebanyak Rp3.000 dibelikan sepatu bekas yang dijual di loakan, kawasan Palmerah. Sepatu itu dipakai saat seleksi di Magelang. Sepatu yang dibeli dengan uang kakak itu rusak lalu disimpan. 

Kosasih lulus dengan nilai tertinggi. Saat menempuh pendidikan di AKABRI, Kosasih memutuskan mengubur sepatu rusak itu di belakang barak. Saat mengubur sepatu, Kosasih menangis, mengenang jasa besar kakaknya yang membelikan sepatu itu.

"Jangan sepelekan kekuatan doa. Berdoalah kamu, pasti akan ku kabulkan kata Allah. Doa itu senjatanya orang mukmin," ujar Mayjen Kosasih.

Secara tidak langsung, tutur Mayjen Kosasih, doa orang tua terkabul juga. Sebab, dakwah tidak harus menjadi ustaz. Jadi guru, dokter, pengusaha, dan tentara pun bisa berdakwah. Bahkan di sela-sela berdinas dan bertatap muka dengan prajurit, Pangdam III Siliwangi kerap memberikan tausyiah.

Editor : Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut