30 Siswa SMPN 1 Lembang Alami Gejala Keracunan Makanan, Sekolah Pastikan Penyebabnya

BANDUNG BARAT,iNews BandungRaya.id - Sebanyak 30 siswa SMPN 1 Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami gejala keracunan makanan, Kamis (23/10/2025).
Beredar informasi jika penyebab keracunan puluhan siswa tersebut dikarenakan menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal itupun sempat membuat pihak orang tua siswa khawatir.
Adapun pihak sekolah memberikan klarifikasi bahwa kondisi para siswa yang mengalami gejala mual dan sakit perut sudah tertangani dan dalam perawatan di fasilitas kesehatan.
Laporan sementara ada 30 siswa yang mengalami gejala awal keracunan makanan dan langsung ditangani di ruang UKS.
Kemudian 26 siswa sudah diperbolehkan pulang, sementara sisanya masih dalam perawatan di fasilitas kesehatan.
Untuk mengantisipasi pasien tambahan, beberapa unit ambulans disiagakan di lokasi sekolah oleh juga tenaga kesehatan Kecamatan Lembang.
Pasalnya dikhawatirkan jika di rumah muncul gejala lanjutan seperti mual, pusing, atau muntah kembali.
Wakasek sekaligus Koordinator MBG SMPN 1 Lembang, Ian Mulyana menyebutkan, belum dapat memastikan apakah gejala yang dialami siswa disebabkan keracunan makanan atau karena faktor lain.
SMPN 1 Lembang mendapatkan alokasi sebanyak 1.220 paket MBG yang dibagikan untuk siswa, sekitar 232 porsi sudah dimakan siswa.
Namun ada juga siswa yang tidak memakan menu MBG. Adapun menu yang disajikan di antaranya ayam betutu, ayam goreng, tahu, sayuran dan buah jeruk.
"MBG tadi diterima jam 7.30 WIB, jam 10.00 WIB dimakan, terus ada indikasi keracunan menjelang siang," tuturnya.
Menurutnya, sebelum makanan didistribusikan ke setiap siswa, pihaknya rutin mencicipi terlebih dahulu.
"Saya juga tadi coba dulu dan makan tiga potong daging tadi, tapi tidak ada reaksi apa-apa," imbuhnya.
Terpisah, Plt Kadinkes KBB Lia N Sukandar mengatakan, telah menyiapkan beberapa fasilitas kesehatan yang bisa menerima pasien yang diduga keracunan. Seperti Puskesmas Jayagiri, Klinik Sespim, Puskesmas Lembang.
Pihaknya belum memastikan jumlah siswa yang menyantap MBG karena masih fokus untuk penanganan korban.
"Kita belum pastikan penyebabnya, yang terpenting kita percepatan penanganan aja dulu," kata dia. (*)
Editor : Rizki Maulana