Meriah! Napak Jagat Pasundan di Milangkala Pangandaran
“Semua garapan tahun 2025 mengangkat tema Pangandaran. Kami ingin menunjukkan seniman Jawa Barat saling dukung tanpa sekat daerah,” ujar Yoga.
Yoga mengungkapkan dengan melibatkan ratusan seniman, puncak acara digelar di panggung superbesar berdimensi 12 x 16 meter ditambah ekstensi lidah panggung 4 hingga 5 x 12 meter.
“Kebutuhannya berbeda dari tahun sebelumnya karena ini bukan garapan satu sanggar, tetapi penggabungan banyak sanggar sekaligus,” ungkap Yoga.
Sementara Bupati Pangandaran, Citra Pitriyami, yang ikut menyaksikan Napak Jagat Pasundan menyampaikan apresiasi pada perhelatan tersebut.
“Kegiatan ini mendorong generasi muda mencintai dan merawat seni budaya tradisional. Saya berharap acara seperti ini bisa menjadi agenda tahunan,” ucapnya.
Menjelang penutupan, Musisi legendaris Doel Sumbang Lewat lagu “Pangandaran”, ia mengajak penonton bernostalgia sambil merayakan ikatan batinnya dengan daerah tersebut.“Acara ini selalu menyenangkan. Tata panggung, cahaya, dan suaranya luar biasa,” katanya. Ia juga menyebut banyak karyanya terinspirasi oleh Pangandaran, termasuk single “Seblu”.
Pagelaran Coklat Kita Napak Jagat Pasundan Ngaruat Jagat kembali menguatkan bahwa seni tradisi Sunda tidak pernah redup.
Perhelatan ini bukan hanya hiburan, tetapi juga ruang penyatu masyarakat dan perayaan kebanggaan budaya lokal sebuah hadiah berharga bagi Pangandaran di usia ke-13. (*)
Editor : Abdul Basir