Dunia Kedokteran Berkembang Pesat, Guruh Soekarnoputra Beri Pesan Ini di Dies Natalis FK Unpad
BANDUNG,iNews BandungRaya.id - Guruh Soekarnoputra menghadiri acara Dies Natalis ke-68 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Rabu (26/11/2025).
"Saya dapat undangan dari Unpad dalam rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran. Meski masih sakit, saya datang, karena ini suatu kehormatan sekaligus nostalgia masa kecil," ucapnya saat ditemui di lokasi acara.
Guruh hadir di acara Seminar Nasional dan Forum Diskusi yang digelar di Gedung Koeswadji Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Jalan Prof. Eyckmen, Kota Bandung, untuk berbagi pengalaman.
Acara dies natalis ini jadi sebuah tradisi dan memberikan apresiasi kepada Fakultas Kedokteran Unpad. Terlebih dirinya juga mengenal secara pribadi dekan, rektor, dan beberapa dosen di Unpad.
Sehingga itu jadi sebuah semangat untuk membenahi dan memajukan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran. Bagaimanapun kedokteran, budaya, dan teknologi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
"Sebagai manusia, tentunya kita semua selalu punya energi untuk melakukan segala perbaikan dalam kehidupan termasuk memajukan dunia kedokteran," ucapnya.
Anak bungsu dari pasangan Presiden Soekarno dan Fatmawati ini menilai kedokteran itu bagian kebudayaan yang terus berkembang. Dunia dan peradaban akan sangat drastis berubah dengan teknologi.
Seperti soal farmasi, biologi, ilmu neurosains, patalogi, dan masih banyak lagi. Belum lagi perkembangan teknologi robot, ketika kini banyak proses operasi yang telah menggunakan robot.
Bahkan di Jepang informasinya sudah ditemukan pil untuk umur panjang, karena sudah menemukan pil yang bisa membuat umur sampai 250 tahun. Sementara itu hal serupa di China bisa mencapai 150 tahun.
"Ini yang akan mengubah peradaban manusia. Mau tidak mau harus dihadapi dalam proses evolusi manusia," imbuhnya.
Namun dirinya cukup menyayangkan dengan perkembangan dunia kedokteran dan kesehatan di Indonesia yang agak terlambat.
Pengalamannya yang dilalui sejak zaman Presiden Soekarno, masuk ke orde baru, dan kini era reformasi, melihat jika revolusi di bidang kesehatan tidak dilakukan berkesinambungan.
Begitupun kebudayaan juga sampai sekarang seperti tidak punya konsep yang jelas. Termasuk di dalamnya dunia kedokteran dan kesehatan sebagai salah satu cabang dari kebudayaan itu sendiri.
"Ini harus disadari oleh generasi penerus, mentalitasnya bagaimana, kesadarannya bagaimana? Mereka kurang tau sekarang, ahistori, kurang mengenal Indonesia dan keindonesiaan. Ini harus diatasi oleh pihak-pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan," ujarnya. (*)
Editor : Rizki Maulana