Cyberbullying Melonjak, Habib Syarief Minta Negara Wajibkan Rehabilitasi Reputasi Digital
Ia menilai gagasan itu penting, tetapi masih menyisakan pertanyaan besar: bagaimana memastikan moralitas dan etika tetap berdiri kokoh saat teknologi menjadi medium utama belajar?
Ia mengungkap bahwa banyak siswa hanya mampu menyerap sebagian kecil nilai positif dari dunia digital, sementara sisi negatifnya justru lebih mudah merasuki kehidupan mereka, mulai dari cyberbullying, paparan konten berbahaya, hingga hilangnya batas etika dalam berkomunikasi.
Tiga Pilar Transformasi Digital untuk Pendidikan Indonesia
Untuk menjawab tantangan tersebut, Habib Syarief menawarkan tiga pilar transformatif sebagai landasan penguatan digitalisasi pendidikan:
1. Kembaran Digital (Digital Twin) Berbasis Etika dan Keamanan Anak
Ia mengusulkan pengembangan digital twin, yaitu ekosistem digital personal bagi peserta didik yang dilengkapi filter adaptif berbasis AI. Teknologi ini dapat mendeteksi ancaman, memblokir konten negatif, serta memberi ruang pembelajaran yang aman dan terarah.
Habib menilai kembaran digital penting karena banyak pendidik kini kewalahan mengawasi perilaku siswa di dunia maya.
“Tanpa fondasi etika digital, teknologi hanya akan menjadi ruang yang membingungkan bagi anak-anak,” katanya.
Editor : Rizal Fadillah