Selain sampah rumah tangga, menurutnya, berbagai pasar di Kota Bandung sangat berkontribusi besar terhadap timbulan sampah.
Ia menilai, para pedagang dan masyarakat yang beraktivitas di pasar masih kurang peduli terhadap penanganan sampah.
Ema mengatakan, kisah sukses pengolahan sampah mandiri melalui Kang Pisman bisa dilihat di RW 12 Kelurahan Maleer. Sebab di sana, menurutnya pola pikir masyarakat dalam mengelola sampah sudah jauh lebih baik.
Misalnya seperti penerapan Kang Pisman, jadwal pengangkutan sampah, hingga pengelolaan sampah di TPS.
"Mindset, tindakan, dan perilaku masyarakat sudah sesuai apa yang kita harapkan. Kesadaran masyarakat untuk memilah sampah organik, anorganik, dan residu sudah dilakukan," ujarnya.
Sampah di TPS-TPS diolah menjadi beberapa produk. Mulai dari kompos, penyaring sungai, hingga barang rongsokan yang bisa diolah kembali.
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait