BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Ikatan Alumni Universitas Katolik Parahyangan (IKA Unpar), Kampus Unpar, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, dan Balad'88 berkolaborasi menangani persoalan stunting di Kota Bandung. Lebih jauh mencegah munculnya kasus stunting di Kota Kembang.
Kontribusi percepatan penurunan stunting di Kota Bandung itu dikemas dalam sebuah program Together for New Zero Stunting. Digelar di Lobby Rektorat Unpar, Jumat (2/6/2023), 75 ibu prasejahtera dari empat kecamatan di Kota Bandung menerima bantuan paket susu ibu hamil secara rutin selama tiga bulan.
Tak hanya itu, mereka juga akan menerima pamflet edukasi dan surplus suplemen kesehatan pada penyerahan tahap pertama.
Kepala DPPKB Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, kerja sama kali ini dalam rangka pencegahan untuk tidak terjadinya kasus stunting yang baru. Sebab pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani pencegahan stunting.
"Makanya kita mengajak komunitas, akademisi, media juga. Pada hari ini kita mengajak akademisi, Unpar bersama Ikatan Alumninya juga, di sini ada Komunitas SMA/SLTA Angkatan 1988. Kita bekerja bersama-sama menangani dalam rangka pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Kota Bandung," kata Kenny.
Menurut Kenny, angka stunting di Kota Bandung dari 2021 ke 2022 mengalami penurunan signifikan sebanyak 7 persen. Namun penurunan tersebut tetap saja Kota Bandung dikategorikan tinggi stunting.
"Untuk tahun sekarang target memang 17 persen, tahun depan 14 persen dan bahkan keinginan pada saat Indonesia Emas ini zero jadi 0 persen," ujarnya.
Kenny mengungkapkan, prevalensi stunting Kota Bandung berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 berada di angka 19,4 persen. SSGI tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Kita butuh kerja sama, kerja keras juga dalam rangka jangan sampai stunting ini di Kota Bandung meningkat," tegasnya.
Kenny mengungkapkan, penderita stunting tersebar di seluruh wilayah Kota Bandung. Oleh karenanya pekan lalu, DPPKB menetapkan 88 locus stunting di Kota Bandung untuk 2024.
"Kita sudah tetapkan ada di beberapa kelurahan. Kita juga sudah mengumpulkan lurah dan camatnya mengingatkan bahwa kelurahan dan kecamatannya masih terdapat kasus stunting, jadi butuh penanganan serius," ungkapnya.
Dikatakan Kenny, Tim Percepatan Penurunan Stunting tidak hanya terbentuk di level kota, melainkan hadir hingga tingkat kecamatan. Di mana para camat dan lurah menjadi ketua dari masing-masing tim percepatan penurunan stunting.
"Dibutuhkan juga partisipasi aktif para camat dan lurah untuk menggerakkan seluruh potensi masyarakat di wilayahnya untuk membantu percepatan penurunan stunting," ucapnya.
Disinggung soal kendala yang dihadapi dalam kasus stunting, Kenny mengatakan, edukasi yang harus terus digencarkan. Sebab banyak ibu hamil yang tidak mengetahui bahaya dari stunting.
"Maka dari itu kita bersama-sama di sini dengan mahasiswa Unpar. Kita ajak mahasiswa Unpar untuk turun ke lapangan kewilayahan untuk membantu dalam penyampaian edukasi ini," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Alumni IKA Unpar, Ivan P Sadik mengatakan, kehadiran IKA dalam kegiatan ini adalah untuk mendukung para mahasiswa Unpar. Mengingat, stunting ini perlu diberikan perhatian khusus.
"Bagaimana orang bisa bertumbuh baik dan nantinya bisa berkarya dengan baik kalau gizinya gak cukup. Landasannya harus sehat dulu, bagus pertumbuhannya, baru bisa berkarya nanti, baru bisa memperkuat negeri ini," kata Ivan.
Ivan menegaskan, bantuan kepada para ibu hamil ini akan diberikan terus menerus selama 3 bulan. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan lebih dari yang dicanangkan, mengingat ini adalah kegiatan perdana.
"Kita akan evaluasi setelah 3 bulan ini, tepat sasaran atau tidak. Bisa jadi nanti juga lebih besar," ujar Ivan.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia Together for Zero New Stunting, Daphne Andrea mengungkapkan, kegiatan ini bermula dari keresahan bahwa stunting merupakan isu sosial yang harus ditangani bersama. Maka dari itu, kekuatan dari program kali ini adalah kolaborasi pentahelix.
"Jadi, memang kenapa awalnya terpanggil karena itu isu penting dan ini juga sudah ditetapkan sebagai agenda prioritas Nasional," kata Daphne.
Daphne menjelaskan, sejauh ini baru 30 mahasiswa Unpar yang terlibat dalam program. Ke depan tak menutup kemungkinan akan semakin banyak mahasiswa yang tergabung.
"Bantuan kali ini kepada 75 ibu, secara khusus kita targetkan ibu hamil rawan stunting dan pra sejahtera dari sekitar empat kecamatan di Kota Bandung," ujarnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait