“Kami harus memikirkan kelangsungan usaha ini ke depannya dengan lebih berat karena mencari anak muda yang mau melanjutkan usaha kerajinan sepatu tidak mudah,” ucap Kostaman kepada Ledia.
Hal serupa disampaikan Asep, pengrajin kulit berlabel “NuBoga” yang konsentrasi utamanya adalah memproduksi tas, dompet dan suvenir kulit lainnya.
Menurut Asep, minat generasi muda untuk menjadi pengrajin kulit saat ini semakin berkurang. Dirinya khawatir, usaha yang dilakoninya ini akan menghilang di masa depan.
Selain itu, Asep turut menyoroti pentingnya kehadiran kelompok atau paguyuban pengrajin.
“Kalau generasi muda yang minat jadi pengrajin kurang, juga semakin berkurangnya paguyuban lama-lama usaha ini bisa punah di masa depan,” ungkapnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait