Diakui Kang Emil, semenjak menjadi Gubernur Jabar dirinya dituntut untuk bisa cepat beradaptasi. Hal itu berbanding terbalik saat dirinya menjadi seorang arsitektur.
"Saya pemimpin Jawa Barat tiap hari saya beradaptasi. Saya ini kaum generalis, dulu saya kaum spesiaslis, arsitektur desaign. Semenjak jadi pemimpin saya harus pintar segala urusan dari urusan inflasi sampai urusan AI harus saya pahami, dari urusan pandemi sampai urusan bitcoin saya harus pahami dari ngurus alun-alun sampai Al Zaytun saya juga harus urus," paparnya.
Oleh karena itu, kata Kang Emil, kunci menjadi seorang pemimpin harus kuat mental. Sebab, hal itu juga yang akan menjadi penguat bagi masyarakat.
"Di otak saya 90 persen masalah makanya kunci pemimpin itu ternyata mental, dari mental turun ke fisik maka saya jaga fisik saya, penampilan saya supaya masyarakat juga optimis. Karena saya wajah dari rakyat saya kalau pak gubernurnya lusu, kucel, cemberut masyarakat juga ikut kebawa mood yang buruk," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait