Di tengah kompleksitas dan dinamika yang semakin meningkat, model kepemimpinan tradisional yang hierarkis dan otoriter seringkali dipandang tidak cukup efektif. Kepemimpinan kuantum memberikan kerangka kerja yang lebih cocok untuk mengatasi tantangan ini.
“Karena itu, di level bangsa, sudah saatnya kita mencoba mengajak para calon pemimpin kita untuk mengadopsi model kepemimpinan kuantum,” ungkapnya.
Andrew mengatakan, dalam paradigma kepemimpinan kuantum terdapat sejumlah faktor kunci yang dapat digunakan untuk mengukur kapasitas seorang pemimpin. Yakni pertama, pemahaman atas dinamika kuantum.
Ia menilai, penting bagi para Capres dan Cawapres untuk memahami bahwa dalam era kuantum, dunia kita tidak lagi dapat dijelaskan oleh model-model lama yang statis. Semua bergerak dan berubah dengan cepat.
“Kepemimpinan kuantum mengharuskan pemimpin untuk memiliki pemahaman mendalam tentang kompleksitas dan ketidakpastian dalam menghadapi tantangan masa kini,” katanya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait