Kedua kebijakan yang adaptif. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk merancang kebijakan yang adaptif, yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang tak terduga. Ini mencakup fleksibilitas dalam merespons kebutuhan masyarakat, ekonomi, dan geopolitik.
Ketiga, kesadaran atas keterhubungan. Pemimpin kuantum memahami bahwa semua aspek kehidupan dan kebijakan terkait satu sama lain.
“Hal ini mencakup kesadaran tentang dampak kebijakan dalam berbagai bidang seperti ekonomi, lingkungan, dan social,” sebutnya.
Selanjutnya, kepemimpinan berbasis nilai. Paradigma ini menekankan pentingnya kepemimpinan yang didasarkan pada nilai-nilai yang positif dan inklusif.
“Pemimpin harus bernafaskan Bhinneka Tunggal Ika dan nilai-nilai Pancasila. Keadilan sosial, kesetaraan, rule of law dan keberlanjutan semakin dituntut di era kuantum,” jelas Andrew.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait